Kepala Bagian Ekspor PT Aman Jaya Bambang Sutejo mengatakan, pangsa pasar cabai jawa ini sangat besar di luar negeri, khusus di Asia Timur dan Timur Tengah.
"Negara peminat cabai jawa ini antara lain China, Arab Saudi, hingga India," kata Bambang.
Bambang mengatakan, permintaan cabai jawa ini sangat banyak mencapai hingga 2 juta kilogram per periode.
"Bahkan kami selaku eksportir sampai kewalahan, permintaan banyak namun barangnya sedikit," kata Bambang.
Di pasar dunia, kata Bambang, cabai jawa ini diminati karena reputasinya sebagai bahan rempah-rempah untuk konsumsi kesehatan.
Namun, untuk bisa diterima oleh pasar luar negeri ini perlu diperhatikan sejumlah persyaratan, mulai dari penanaman hingga pengemasan.
"Misalnya pakai pestisida, ini bisa ditolak karena ekspor ke luar negeri komoditas harus bebas dari campur tangan bahan kimia," kata Bambang.
Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung Moh Jumadh menerangkan, ekspor tidak hanya bisa dilakukan oleh eksportir partai besar, tetapi juga langsung dari petani.
"Tidak perlu banyak-banyak, sekilo, dua kilogram, tiga kilogram pun bisa dilakukan sekarang. Sudah mudah, dengan digital marketing yang pangsa pasarnya langsung ke luar negeri," kata Jumadh.
Sebagai keterjaminan ekspor ini diterima oleh masyarakat internasional, Jumadh menambahkan, kualitas harus tersertifikasi.
"Kita sertifikasi kualitas calon ekspor itu, agar tetap terjamin diterima di negara tujuan," kata Jumadh.
Baca juga: Perdagangan Sisik Trenggiling Rp 1,4 Miliar Digagalkan Polda Lampung
Cabai jawa atau cabe jamu adalah salah satu tanaman herbal yang memiliki khasiat untuk kesehatan.
Kandungan senyawa di dalamnya mampu mengatasi gangguan lambung, sakit gigi, batuk, asam urat, darah rendah, serta mampu menghangatkan dan mengurangi rasa sakit pada tubuh.
Adapun senyawa tersebut berupa piperin, asam palmitik, asam tetrahidropiperik, piperidin, minyak atsiri, dan sesamin.
Saat ini cabai jawa asal Provinsi Lampung menjadi salah satu hasil pertanian yang cukup diminati di pasar ekspor.
Dalam program Iqfast (Indonesia Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian (Barantan) di Karantina Pertanian Lampung, tercatat frekuensi ekspor cabe jawa di Provinsi Lampung tahun 2019, 2020, dan 2021 berturut-turut 9, 33, dan 6 kali.
Sedangkan volume ekspornya tahun 2019 sebesar 48,312 ton, tahun 2020 sebesar 459,034 ton, dan tahun 2021 sebesar 50,170 ton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.