Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaga-gara Keroyok Tetangga, Ayah, Ibu, dan Anak di Riau Ditangkap

Kompas.com - 14/03/2022, 13:51 WIB
Idon Tanjung,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Aksi penganiayaan yang dilakukan satu keluarga terhadap tetangganya di Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, berujung penjara.

Satu keluarga itu terdiri dari ayah, ibu dan anak. Mereka melakukan pengeroyokan terhadap tetangganya.

Kapolsek Pangkalan Kerinci Kompol Mahendra Yudhi Lubis saat dikonfirmasi membenarkan penangkapan satu keluarga itu.

Baca juga: Belasan Kubik Kayu Ilegal Diamankan di Riau, Pemilik Datang Temui Polisi Langsung Ditangkap

"Pelaku penganiayaan ada empat orang. Tiga orang di antaranya satu keluarga, ayah, ibu dan anak," kata Mahendra saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (14/3/2022).

Ia menyebutkan, pelaku satu keluarga adalah JL (49) dan istrinya, HE (47) serta anaknya, BR (18). Sedangkan satu pelaku lagi, yaitu SJ (19), teman dari BR.

Keempat pelaku melakukan penganiayaan terhadap korban MS (25) dan  JP (20) yang awalnya ikut melerai hingga akhirnya ikut dipukul para pelaku.

Baca juga: Dijanjikan Kerja di Butik, Seorang Warga Cilegon Malah Dijadikan PSK di Riau

Keempat pelaku ditangkap Polsek Pangkalan Kerinci usai menerima laporan dari salah satu korban, MS.

"Untuk pelaku JL tidak kita tahan, karena sedang sakit setelah operasi ginjal. Sedangkan istrinya kita tittip di tahanan wanita Polres Pelalawan. Dua pelaku lagi ditahan di Polsek Pangkalan Kerinci," sebut Mahendra.

Keempat pelaku, kata dia, kini dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

 

Dipicu hal sepele

Mahendra mengatakan, kasus penganiayaan ini sebenarnya hanya dipicu hal sepele.

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (11/3/2022), sekitar pukul 19.00 WIB, di Kelurahan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan.

Waktu itu, korban MS sedang istirahat di rumahnya karena baru saja pulang dari bekerja.

Saat itu, tiba-tiba terdengar atap rumah korban dilempar oleh orang.

Kemudian korban mengintip dari jendela dan melihat anak tetangga sebelah rumahnya yang melakukan pelemparan batu.

"Para pelaku dan korban ini tinggal bertetangga," sebut Mahendra.

Kemudian, korban bersama rekannya, JL mendatangi anak tersebut dan menanyakan siapa yang melempari rumahnya.

Saat itu, BR mengaku melakukan pelemparan rumah korban.

Mendengar hal tersebut, ibu pelaku keluar dari rumah dan malah marah kepada korban.

"Pelaku HE saat itu berkata 'kenapa rupanya? Biasa itu, namanya juga anak-anak'. Lalu dijawab oleh pelapor 'melempar rumah orang kok biasa'. Pelaku tidak terima dan memukul korban," kata Mahendra.

Korban saat itu tidak melawan dan kembali ke rumahnya.

Namun, suami bersama anak dan seorang teman anaknya mengikuti dari belakang dan bersama-sama memukul korban.

Melihat adanya pengeroyokan, kata Mahendra, JL pun berniat untuk melerai.

Namun, JL juga ikut dipukul oleh para pelaku.

Atas pengeroyokan itu, korban MS mengalami sakit pada bagian kepala, dada, dan luka gores di punggung.

Sedangkan korban JL mengalami sakit pada bagian kepala, memar pada mata kiri, dan wajah sebelah kanan, luka gores pada tangan kanan dan kedua kaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Longsor di Sitinjau Lauik Putus Akses Padang-Solok, Lalin Macet Parah

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Desa Waowala Dilanda Hujan Abu

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Desa Waowala Dilanda Hujan Abu

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik Sumbar, 2 Kendaraan Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik Sumbar, 2 Kendaraan Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com