UNGARAN, KOMPAS.com - Kondisi Pasar Projo, sebagai salah satu pasar tradisional terbesar di Kabupaten Semarang, dinilai memprihatinkan.
Selain semrawut, banyak infrastruktur keamanan yang terabaikan, seperti kabel yang tak tertata, pengaturan pedagang yang tak rapi, juga fasilitas lain yang kurang layak.
Keadaan tersebut diabadikan para seniman yang tergabung dalam Urban Fivesketcher dalam lukisan.
Selain Pasar Projo, para seniman juga melukis kondisi Pasar Sub Terminal yang berada tepat di depan Pasar Projo.
Mereka menuangkan situasi pasar tersebut secara jujur dalam sebuah karya.
Lukisan menggambarkan keadaan yang semrawut, termasuk lokasi parkir kendaraan, dan juga pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Baca juga: Pengambilan Air Tirta Perwitasari Awali Proses Jamasan Pusaka Kabupaten Semarang
Menurut Ireng Wawan, koordinator Urban Five Sketcher, kegiatan ini diadakan untuk memeringati Hari Jadi ke-501 Kabupaten Semarang.
Tak hanya dari Kabupaten Semarang, seniman yang berpartisipasi juga berasal dari Salatiga, Boyolali, dan Kota Semarang.
"Ada S. Darto, Totok Koi, Solekhan, dan Hartono," ungkapnya, Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Kecelakaan di Ungaran, Semarang, Truk Tabrak 8 Kendaraan, 9 Orang Terluka, Belum Ada Tersangka
Wawan mengungkapkan, pemilihan Pasar Projo sebagai tema lukisan, karena pasar sebagai sentra perekonomian masyarakat, harus memiliki daya saing dengan pasar daerah lain.
"Kami berupaya menyuarakan aspirasi pedagang agar mendapatkan pasar yang memiliki fasilitas lebih baik," jelasnya.
Baca juga: Serangkaian Masalah Lapas Perempuan Semarang, Overload hingga Sering Kebanjiran