Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangkaian Masalah Lapas Perempuan Semarang, Overload hingga Sering Kebanjiran

Kompas.com - 11/03/2022, 18:12 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kota Semarang, Jawa Tengah, overload. Jumlah warga binaan yang menghuni lapas tersebut sudah dua kali lipat dari jumlah yang semestinya.

Kepala Lapas Perempuan Semarang Kristiana Hembawani mengatakan, kapasitas Lapas Perempuan Semarang sebenarnya hanya untuk 107 warga binaan.

"Namun saat ini ada 289 warga binaan. Jadi sudah dua kali lipat," jelas Kristiana di Lapas Perempuan Semarang, Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Kanwil Kemenkumham DIY Meminta Maaf soal Kekerasan oleh Oknum Petugas di Lapas Narkotika Yogyakarta

Selain itu, kondisi bangunan yang dikelilingi bangunan tinggi bisa memungkinkan para warga binaan untuk melakukan transaksi narkoba.

"Misal ada yang nakal lempar sabu itu bisa dilakukan dengan mudah," ujarnya.

Bahkan, ketika terjadi hujan lebat, bangunan Lapas Perempuan kerap kali terjadi banjir dan genangan. Hal itu menjadi persoalan sampai saat ini.

"Ini masalahnya cagar budaya jadi tak bisa diubah-ubah. Kalau membangun kembali biayanya mahal," imbuhnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Semarang.

Baca juga: 650 Liter Disinfektan Disemprotkan ke Lapas Jember Usai 17 Tahanan dan Pegawai Positif Covid-19

Rencanya akan ada pertukaran gedung antara Pemkot Semarang dan Lapas Perempuan Semarang.

"Semoga segera terealisasi nanti kita bisa saling hibah," harapnya.

Jika dihitung, bangunan Lapas Perempuan Semarang bernilai Rp 800 miliar.

Sampai saat ini, pihaknya masih membahas dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) soal hibah tersebut.

"Mereka sangat membantu walaupun nanti namanya tukar beli harus sama. Ini kan sekitar Rp 800 miliar kalau Pemkot ngasih segitu mungkin berat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Ayah di Mataram Lecehkan Anak Kandung 12 Tahun, Berdalih Mabuk sehingga Tak Sadar

Regional
Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Jembatan Penghubung Desa di Kepulauan Meranti Ambruk

Regional
Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Universitas Andalas Buka Seleksi Mandiri, Bisa lewat Jalur Tahfiz atau Difabel

Regional
Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Pemkab Bandung Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut dari BPK RI

Regional
Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Berikan Pelayanan Publik Prima, Pemkab HST Terima Apresiasi dari Gubernur Kalsel

Regional
Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Penculik Balita di Bima Ditangkap di Dompu, Korban dalam Kondisi Selamat

Regional
Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Candi Ngawen di Magelang: Arsitektur, Relief, dan Wisata

Regional
Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Pria di Magelang Perkosa Adik Ipar, Korban Diancam jika Lapor

Regional
Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Rambutan Parakan Terima Sertifikat Indikasi Geografis Pertama

Regional
Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Air Minum Dalam Kemasan Menjamur di Sumbar, Warga Wajib Waspada

Regional
Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Bersama Mendagri dan Menteri ATR/BPN, Walkot Makassar Diskusikan Kebijakan Pemda soal Isu Air di WWF 2024

Regional
Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Ditahan 3 Hari, Dokter yang Cabuli Istri Pasien di Palembang Kena DBD

Regional
Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Pegi Disebut Otak Pembunuhan Vina Cirebon, Polisi: Ini Masih Pendalaman

Regional
Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Tabrak Tiang Lampu, Pembonceng Sepeda Motor Asal Semarang Tewas di TKP

Regional
Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Tembok Penahan Kapela di Ende Ambruk, 2 Pekerja Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com