Kedua orang ini mengaku tidak tahu jika paket perjalanan menuju Kuala Lumpur yang mereka bayar Rp10 juta per orang dilengkapi dengan paspor palsu.
Dalam pengakuan K yang sehari-hari bekerja sebagai petani di kampung hanya membayar tarif paket perjalanan kepada agen dengan perjanjian terima bersih, atau asalkan bisa sampai di Kuala Lumpur.
"Saya ditawari oleh orang sekampung saya, namanya Baidowi. Dia minta sepuluh juta per orang dan meminta saya mengirimkan foto lewat Hp," tuturnya.
Ia baru berjumpa dengan Baidowi sebelum berangkat. Baidowi mengantarkan dokumen perjalanan yang diduga palsu tersebut di tengah jalan.
Mereka juga dipesankan agar menyimpan paspor tersebut untuk ditunjukkan pada petugas di Tawau Malaysia sebelum terbang ke Kota Kinabalu dan berganti pesawat jurusan Kuala Lumpur.
"Saya ini tidak tahu dibuatkan paspor palsu. Yang saya tahu, asalkan menuruti apa kata agen perjalanan, saya bisa sampai Kuala Lumpur. Padahal, saya punya paspor asli, dan masih berlaku juga," sesalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.