Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Saat Kepala Desa Diduga Korupsi Hampir Rp 1 Miliar, Kok Bisa?

Kompas.com - 07/03/2022, 10:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KASUS Nurhayati di Cirebon, Jawa Barat, mengusik nurani kita. Pembongkar kasus korupsi sang kepala desa, malah jadi tersangka. Meski belakangan status tersangkanya dibatalkan.

Tapi kini pertanyaan tersisa, kok bisa, ada seorang kepala desa korupsi di desanya yang diduga masuk ke kantongnya sendiri, dengan angka nyaris Rp 1 miliar?

Saya menemukan banyak hal yang membuat terkejut dari penelusuran program AIMAN di KompasTV.

Saya coba langsung menuju ke sejumlah "proyek" mangkrak dan janji palsu yang sempat dikatakan sang Kepala Desa Citemu, Supriyadi.

Dalam Program AIMAN di KompasTV, saya telusuri beberapa di antaranya.

Masuk ke rumah miskin yang harusnya dibantu

Rumahnya papan yang kotor, alasnya tanah, tiang rumahnya bambu seadanya. Hanya ada dua kamar, sudah hampir 10 tahun ia tinggal bersama empat anaknya, yang dua di antaranya masih balita.

Jadi total tujuh orang tinggal di rumah yang dikategorikan sebagai "Rutilahu" alias Rumah Tidak Layak Huni, di Desa Citemu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

"Saya dijanjikan akan diberikan Rp 15 juta untuk perbaikan rumah saya dan keluarga ini. Tapi lebih dari setahun sampai sekarang, uangnya tak pernah diberikan!" kata Hamid, seorang kepala keluarga yang seharusnya menerima uang desa untuk perbaikan rumahnya yang tak layak huni, tapi tak kunjung diberikan.

Ada dua rumah Rutilahu, yang dijanjikan akan diperbaiki dengan masing-masing sebesar Rp 15 juta.

Nurhayati telah mencairkan dan memberikannya kepada sang kepala desa, tapi bantuan tak kunjung diberikan. Padahal sudah dianggarkan dan disetujui seluruh perangkat desa.

"Sudah disampaikan (ke pemilik Rutilahu), akan diberikan, tapi uangnya diambil Pak Kuwu (Pak Kades, Supriyadi)," kata Nurhayati kepada saya di program AIMAN.

Rp 100 juta bantuan untuk masjid juga kandas

Tak hanya rumah tidak layak huni. Anggaran terbesar adalah sumbangan untuk perbaikan masjid yang penyangga betonnya (struktur konstruksinya) keropos, bocor di mana-mana.

Anggaran untuk renovasi masjid yang berada persis di depan kantor kepala desa tersebut sebesar Rp 100 juta. Namun, duit tidak pernah diberikan.

Lagi-lagi Nurhayati yang mengetahui detail soal ini karena duduk sebagai Kepala Urusan Keuangan Desa Citemu, mengatakan uangnya diambil Pak Kuwu!

Ada apa dengan pengawasnya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com