Abraham mengaku sangat bingung. Segala usahanya selama ini, seakan justru membuat orang tuanya kecewa.
Biaya hidup di Jakarta juga tidak murah, sehingga ia memutuskan untuk pulang ke Kalimantan. Namun ia mengaku tidak berani pulang kampung.
"Saya memutuskan tinggal di Tarakan di rumah kakak. Sampai Agustus 2020, saya memutuskan bekerja sebagai GH (Ground Handling) di Bandara Tanjung Selor," katanya.
Baca juga: Gara-gara Malaysia Lockdown, Harga Elpiji di Krayan Rp 1,5 Juta, Semen Rp 1,8 Juta Per Zak
Nasib dan takdir tidak ada yang tahu. Pekerjaan GH ternyata membawa Abraham bertemu dengan CEO Smart Aviation, Pongky Majaya.
Saat itu, Abraham bertugas menjadi sopir untuk Pongky. Dengan senang hati, Abraham membawakan barang, mengantarkan kemana pun tujuan Pongky sampai akhirnya berhasil mengobrol dan membicarakan talenta serta mimpinya.
"Mungkin obrolan saya klop (cocok), atau entah karena tangan Tuhan yang menggerakkan. Beliau (Pongky) meminta saya bergabung dengan Smart Aviation tahun 2022. Saya berangkat tes ke Jakarta dan akhirnya lolos, lalu bergabung dengan maskapai yang melayani penerbangan ke kampung halaman saya," katanya.
Keadaan tersebut, seakan langsung memulihkan semangatnya yang sempat hilang dan mentalnya yang terasa menyiksa.
Memakai baju pilot dan menggapai cita-citanya merupakan anugerah sekaligus pembuktian diri untuk membalas jasa dan pengorbanan orang tuanya.
"Saat ini, saya masih belum memberikan balasan bagi jasa mereka. Tapi tunggulah, saya akan menjawab dengan berupaya mengabulkan satu persatu harapannya. Mungkin sekarang belum, tapi saya yakin tidak lama lagi," kata Abraham.
Penerbangan pertama Abraham, dilakukan akhir Januari 2022, saat itu pesawat yang ia terbangkan membawa Wakil Gubernur Kaltara Yansen Tipa Padan bersama salah satu anggota DPRD Kaltara, Marly Khamis, dari Tarakan menuju Malinau.
Sampai hari ini, Abraham mencatat 52 jam penerbangan. Ia selalu bangga menjadi bagian dari orang yang melayani penerbangan perintis ke kampung halaman.
Terlebih, Abraham merupakan pilot pertama dari Dataran Tinggi Krayan.
"Sampai hari ini, saya belum pulang kampung kecuali sebatas Bandara Long Bawan Krayan. Setiap saya tiba, masyarakat banyak yang ajak foto, orangtua rela datang ke Long Bawan meski hanya mengobrol beberapa menit saat loading barang, sebelum saya harus terbang kembali ke Tarakan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.