Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Gempa Pasaman Sumbar: Saya Pulang ke Rumah, Istri Sudah Berlumuran Darah dan Anak-anak Menangis

Kompas.com - 01/03/2022, 06:21 WIB
Idon Tanjung,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Tak berselang lama usai gempa, sebut dia, terjadi longsor di Gunung Pasaman.

Aprizal mengatakan, pada saat longsor terjadi, suara gemuruh sangat kuat dan mengerikan.

"Seperti bunyi pesawat terbang rendah, begitulah kuat bunyi longsor. Tanah longsor bercampur batu dan kayu bergerak hingga menimbun lahan perkebunan. Saya kira sudah kiamat, karena kampung ini bergetar sangat kuat. Tak pernah terjadi sebelumnya," sebut Aprizal.

Ia kemudian melarikan istri dan anak-anak ke tempat yang aman. Mereka mendirikan tenda darurat menggunakan terpal yang biasa digunakan untuk berkegiatan di kebun.

Sementara itu, Aprizal menyebut istrinya mengalami luka di kepala dengan 12 jahitan. Pengobatan istrinya dilakukan tim medis yang datang ke tenda pengungsian.

Aprizal mengaku bahwa dirinya trauma atas musibah yang menimpanya. Begitu juga istrinya, tak sanggup terlalu lama melihat rumahnya hancur.

"Badan saya terasa bergoyang memikirkan rumah hancur seperti ini. Tapi mau gimana lagi sudah musibah. Ini semua kehendak Allah yang maha kuasa," ucap Aprizal lirih.

Aprizal mengaku menghabiskan waktu tiga tahun membangun rumahnya itu. Pontang panting mencari uang untuk membeli bahan bangunan.

Bahkan, upah tukang bangunan rumahnya sebesar Rp 5 juta masih belum bisa bayar.

"Rumah ini kami bangun selama tiga tahun. Baru tahun ini selesai. Tapi sekejap mata hancur semua karena gempa. Belum terpikirkan kapan lah bisa buat rumah lagi. Sementara hasil kebun jagung tak bisa dipastikan," kata Aprizal seorang petani ini.

Tiga hari pasca rumahnya hancur akibat gempa bumi, Aprizal belum mempedulikan barang-barang di dalam rumahnya.

"Di rumah cuma ada televisi, lemari pakaian, dan peralatan dapur. Semuanya sudah tertimbun. Belum ada saya cek ke dalam, karena masih trauma," kata Aprizal.

Kendati demikian, Aprizal tetap bersyukur nyawa keluarganya masih selamat.

Baca juga: 3 Kabupaten di Sumbar Terdampak Gempa Pasaman Barat, Sejumlah Rumah Rusak hingga Warga Luka

Seperti diketahui, bencana gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Sumbar, Jumat (25/2/2022).

Gempa pertama terjadi pukul 8.30 WIB, dengan kekuatan M 5,2. Lalu, gempa kedua terjadi pukul 8.39 WIB dengan kekuatan M 6,1.

Akibat gempa bumi ini, ribuan rumah rusak, dan ribuan warga mengungsi. Gempa bumi itu memicu longsornya Gunung Pasaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

(INR) (DIY) Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun akan Berangkat Tahun Ini

(INR) (DIY) Sebanyak 4 Orang Jemaah Haji Asal DI Yogyakarta Berumur di Bawah 20 Tahun akan Berangkat Tahun Ini

Regional
Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Siswi SD di Ambon Jadi Korban Pengeroyokan Sesama Temannya hingga Sesak Napas

Regional
Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Tinjau Proyek Penanganan Longsor Bengawan Solo, Kepala Dinas PUPR Blora: Targetnya Selesai Akhir Bulan

Regional
Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Bayi Laki-laki Ditemukan di Dalam Ember, Ada Surat Isinya Titip Anak

Regional
Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Vonis Ditunda, Selebgram Adelia Tutupi Wajah Pakai Map Hindari Kamera

Regional
Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Hari Keempat Banjir Luwu, Tim SAR Masih Cari Satu Korban Hilang dan Evakuasi 8 Warga

Regional
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Rp 15 Miliar ke Singapura

Regional
Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Dendam Ibu Disebut Dukun Santet, Pria di Ciamis Aniaya Tetangga, Satu Tewas

Regional
Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Dapat 17 Kursi, PDI-P Kuasai DPRD Kota Semarang

Regional
Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Jika BIM Terdampak Erupsi Marapi, Apa Solusi Penerbangan Haji Sumbar?

Regional
Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Polisi Tangkap 2 Pembunuh Mahasiswa di Sorong

Regional
Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Mengenang Jembatan Ngembik Magelang Sebelum Dibongkar, Uji Adrenalin sampai Swafoto

Regional
Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan

Regional
Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Pernah Panah Anggota TNI, Anggota OPM Kodap IV Sorong Kini Kembali ke NKRI

Regional
Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Damkarmat Lampung Selatan Tangkap Buaya yang Resahkan Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com