Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Sirkulasi Angin Terpantau di Perairan NTT, Begini Analisis Dampaknya

Kompas.com - 23/02/2022, 18:29 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara khusus melakukan pemantauan kondisi dinamika atmosfer yang dapat berpotensi menjadi siklon tropis dan berdampak pada kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi mengatakan, berdasarkan analisis hari ini, terpantau adanya pola sirkulasi angin yang dipicu oleh daerah pola tekanan rendah di sekitar Laut Timor sebelah Selatan, NTT.

Baca juga: Seorang Kakek di Kupang Hilang Terseret Banjir

"Berdasarkan pantauan citra satelit cuaca Himawari-8, di wilayah sekitar sistem sirkulasi tersebut terlihat adanya pumpunan awan konvektif yang telah bertahan selama 12 jam terakhir namun belum terorganisir dengan baik membentuk sistem dengan pola sirkular," kata Agung, kepada Kompas.com, Rabu (23/2/2022).

Hasil analisis angin per lapisan, lanjut Agung, menunjukkan adanya pola sirkulasi pada lapisan bawah hingga menengah, tetapi masih cukup melebar.

Dia menuturkan, pembentukan pola sirkulasi angin tersebut dipicu oleh terbentuknya area tekanan rendah dan diperkuat dengan adanya faktor konektivitas udara yang signifikan di wilayah timur Indonesia sebagai dampak dari aktifnya fenomena gelombang atmosfer.

Di antaranya, kata dia, Madden Julian Oscilation (MJO), Gelombang Kelvin, serta Gelombang ER (Equatorial Rosbby) di wilayah timur Indonesia.

Data model prediksi BMKG menunjukkan, pergerakan sistem sirkulasinya menuju ke arah Selatan hingga Barat Daya dan menjauh dari wilayah Indonesia.

Sementara itu, potensi sistem sirkulasi tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam periode 24 jam ke depan masih berada dalam kategori rendah dengan potensi peningkatan sirkulasi yang semakin terorganisir untuk periode 72 jam ke depan.

"Suatu kriteria bahwa Bibit Siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot atau 65 kilometer per jam," kata dia.

Keberadaan sistem sirkulasi tersebut lanjut Agung, dapat membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Jawa-Bali, NTB, NTT.

Kondisi tersebut, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah pertemuan dan belokan angin tersebut.

Menurutnya, dalam 24 jam ke depan pola sirkulasi angin tersebut dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia.

"Potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat, petir dan angin kencang yang dapat berdampak pada potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan longsor di beberapa wilayah termasuk NTT," kata Agung.

Sementara itu, untuk potensi gelombang tinggi di wilayah perairan NTT berkisar antara 1,24 meter hingga 2,5 meter.

Dia memerinci, gelombang tinggi itu berada di Perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu bagian Selatan, Laut Flores bagian Barat dan Perairan Utara Flores.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga akibat Korsleting

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga akibat Korsleting

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com