Pada 1717, Raja Kecil bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, pewaris Kerajaan Melayu Johor datang ke sebuah pulau yang letaknya tidak jauh dari Kampung Muntai (bagian timur Bengkalis).
Ia disambut beberapa Bathin dari daerah Senggoro, Bathin Merbau, dan Bathin Selat Tebing yang saat itu berkuasa.
Raja Kecil terus menunggu serangan dari Johor. Selama pengasingan di pulau yang belum memiliki nama, ia berkata pada pengikutnya bahwa ia merasa "Mengka" (sebak) karena tidak diakui sebagai sultan yang memerintah negeri.
Namun, ia menghibur diri dengan mengatakan masih "Kalis" (tabah) karena belum diakui sebagai raja.
Versi lain yang berkembang di masyarakat Bengkalis konon berasal dari pohon yang banyak tumbuh di pinggiran sungai yang namanya sesuai pohon itu, yaitu Pohon Bengkala (atau Senpi). Pohon ini banyak tumbuh di hutan di Pulau Bengkalis.
Baca juga: Sudah 2 Pekan Jalan Penghubung Rohul-Bengkalis Terendam Banjir
Versi yang berbeda lagi berasal dari buku cerita rakyat Riau, bahwa asal-usul nama Bengkalis dari Pulau Mengkali yang diucapkan penduduk di Sungai Bukit Batu ketika melihat daratan dari kejauhan. Kemudian, kata Pulau Mengkali bermetamorfosa menjadi Bengkalis, hingga saat ini.
2. Bengkalis telah "Dirancang" Menjadi Pusat Pemerintahan
Pada masa Hindia Belanda, Bengkalis pernah dipilih sebagai ibu kota Keresidenan Sumatera Timur. Hal ini dikarenakan, posisinya yang strategis, wilayah ini memiliki pelabuhan alam yang baik.
Saat itu, Belanda ingin mengatur tata kelola pemerintahan, bea cukai, dan pajak.
Latar belakang Bengkalis merupakan kampung nelayan yang merupakan jalur pelayaran orang Melayu, Jawa, dan Arab.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.