SALATIGA, KOMPAS.com - Banyaknya potensi dan lokasi ikonik di Kota Salatiga menginspirasi Dewi Nugraheni untuk berkarya melalui kain batik. Dia membuat batik sesuai tema Salatiga dalam berbagai motif.
Termasuk saat bertemu Wali Kota Salatiga Yuliyanto, Dewi mengenalkan batik Selotigo dengan motif Tugu Pancasila dan batik motif pohon rejasa.
"Kita memang berupaya mengangkat semua potensi Salatiga, yang diwujudkan dalam motif batik. Jadi ini langkah mengenalkan Salatiga dan juga batik Salatiga," ujarnya, Kamis (17/2/2022).
Untuk motif batik Tugu Pancasila, Dewi mengaku terinspirasi dari revitalasi Alun-alun Pancasila.
"Setelah Alun-alun Pancasila direnovasi menjadi bagus dan tertata, menjadi tujuan masyarakat untuk menghabiskan waktu dengan olahraga dan kuliner, ini sangat menarik," paparnya.
Apalagi di Alun-alun Pancasila juga terdapat tugu yang dilengkapi patung tiga pahlawan asal Salatiga.
"Ini kan sudah sangat lengkap, ada destinasinya, ada sejarahnya. Motifnya kita tambahi latar belakang gunung Merbabu dan Merapi, karena memang terlihat dari Salatiga," kata Dewi.
Selain itu, batik Selotigo juga memproduksi motif Pohon Pengantin. "Pohon Pengantin juga lokasi ikonik di Salatiga, bahkan menjadi tujuan untuk spot foto karena bentuk pohonnta yang unik. Sehingga ini layak dijadikan motif batik," ungkap Dewi.
Sementara pohon rejasa, kata Dewi, adalah flora identitas Salatiga yang terancam punah. "Kita mencari literasi terkait pohon rejasa dan kemudian dijadikan motif batik," terangnya.
Dewi mengatakan harga kain batik Selotigo berkisar Rp 150.000 untuk ukuran 2x1,15 meter. "Untuk pemasaran memang kita mengandalkan media sosial, apalagi saat ini masa pandemi sehingga promosi media sosial menjadi penting," paparnya.
Produk karya Selotigo, lanjutnya, telah menembus berbagai kota di Indonesia. "Ya batik Selotigo sudah dikirim ke berbagai kota, termasuk luar Jawa karena memang ada pemesan dan kita memenuhi," ungkap Dewi.
Sementara Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengapresiasi pembuatan batik dengan motif berbagai lokasi ikonik di Salatiga.
"Ini adalah kreativitas yang sangat bagus, apalagi ada riset juga sebelum dibuat menjadi batik," paparnya.
Baca juga: Museum Batik Danar Hadi: Sejarah, Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.