SOLO, KOMPAS.com - Ki Ageng Henis merupakan tokoh cikal bakal berdirinya Kampung Batik Laweyan di Solo, Jawa Tengah.
Ki Ageng Henis sangat berperan dalam perkembangan batik di Kampung Laweyan.
Batik awalnya hanya dipelajari oleh putri dalem keraton. Tapi, oleh Ki Ageng Henis kemudian dikenalkan dan diajarkan kepada masyarakat luas.
Salah satunya kepada warga di Kampung Batik Laweyan yang berkembangan hingga sekarang.
Kala itu, Laweyan terdapat sebuah pasar rakyat. Pasar Laweyan ini dulunya terkenal dengan hasil benang.
Baca juga: Rudy Ingatkan Gibran Manusiakan Para Pedagang soal Relokasi Pasar Mebel Kota Solo
Benang tersebut belum dikembangkan secara baik oleh warga Laweyan. Padahal, benang ini memiliki potensi sangat besar.
"Waktu itu beliau (Ki Ageng Henis) dapat tanah pardikan pemberian raja di sini (Laweyan). Beliau melihat ini kenapa kok dari benang ini tidak dikembangkan menjadi sebuah kain kemudian batik," ungkap Juru Kunci Makam Ki Ageng Henis, Imam Hambali (35) di Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/2/2022).
Ki Ageng Henis yang mendapat tanah pardikan dari raja di Kampung Laweyan kemudian mengajarkan warga untuk mengembangkan benang menjadi kain dan batik.
"Sebenarnya semua kesenian ada di keraton. Kemudian, sama Ki Ageng Henis diajarkan kepada masyarakat. Sama batik itu (dulu) hanya lingkup keraton. Sama Ki Ageng Henis diajarilah orang-orang situ (Laweyan) untuk membatik sampai sekarang," kata Imam.
Ki Ageng Henis hidup di era Kerajaan Pajang. Ia menjadi penasihan Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir.
"Setelah masa tuanya beliau tinggal di sini (Laweyan)," kata dia.