Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa, Pengungsi Afghanistan di Tanjungpinang Jalan Kaki Belasan Kilometer

Kompas.com - 16/02/2022, 16:41 WIB
Elhadif Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Pengungsi asal Afghanistan menggelar unjuk rasa di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (16/2/2022).

Para pengungsi tersebut selama ini ditempatkan di Community House Bhadra Resort Bintan.

Unjuk rasa dilakukan dengan berjalan kaki.

Para pengungsi berjalan kaki dari Kabupaten Bintan ke Kota Tanjungpinang.

Baca juga: Demo Pengungsi Afghanistan di Depan DPRD Batam Berujung Ricuh

Mereka menempuh belasan kilometer untuk sampai ke Tanjungpinang.

Aksi unjuk rasa dikawal oleh aparat kepolisian.

Unjuk rasa para pengungsi itu menjadi perhatian masyarakat Kota Tanjungpinang.

Adapun para pengungsi masih tetap mempertanyakan kelanjutan nasib mereka kepada Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Baca juga: Pengungsi Afghanistan di Batam Kembali Berunjuk Rasa, Minta Dipindahkan ke Negara Ketiga

Para pengungsi mendesak UNHCR agar segera memberangkatkan mereka ke negara ketiga.

Beberapa di antara pengungsi meneriakkan orasi menggunakan pengeras suara.

"We want justice. Kami minta keadilan," teriak seorang pengungsi.

Selain itu, mereka juga membawa spanduk yang berisikan tuntutan dan curhat para pengungsi.

Beberapa spanduk bertuliskan, "Seeking asylum is equal to death in Indonesia atau mencari suaka sama dengan mati di Indonesia)".

Baca juga: Pengungsi Afghanistan Demo di Depan Kantor Kemenkumham Riau, Minta Pindah dari Indonesia

Selain pada spanduk, kalimat-kalimat tuntutan juga tertulis di baju yang mereka pakai.

Seperti diketahui, para pengungsi tersebut sudah berada di Indonesia selama bertahun-tahun, bahkan ada yang 10 tahun.

Saat ini para pengungsi menunggu UNHCR memberangkatkan mereka ke negara ketiga.

Kepala Sub Bagian Humas Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM Kepri, Octaveri mengatakan, para pengungsi telah berkali-kali melakukan unjuk rasa.

"Mereka para pengungsi dari Afganistan yang berada di Community House Bhadra Resort Bintan. Ini bukan pertama kalinya mereka berunjuk rasa," kata pria yang akrab disapa Veri, Rabu.

Veri menjelaskan, para pengungsi rata-rata sudah 8 tahun di Indonesia.

Menurut Veri, tugas dan fungsi Kemenkumham Kepri, Khususnya Imigrasi, hanya melakukan pengawasan saja.

"Imigrasi dalam hal ini Rudenim Pusat Tanjungpinang hanya pada pengawasan keimigrasiannya saja," ujar Veri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com