BATAM, KOMPAS.com - Puluhan pengungsi asal Afghanistan di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), terlibat kericuhan dengan kepolisian dan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Batam, Rabu (16/2/2022).
Kericuhan ini terjadi saat sejumlah pengungsi Afghanistan kembali berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Batam.
Mereka meminta agar dapat difasilitasi untuk melakukan pertemuan dengan perwakilan UNHCR Indonesia yang ada di Batam.
Baca juga: Pesawat Lion Air Medan-Batam Sempat Mendarat di Pekanbaru, Ini Penyebabnya
"Kami hanya ingin menuntut agar kami dipindah ke negara ketiga seperti Australia, Selandia Baru, Kanada dan Amerika. Kami sudah 10 tahun ada di Batam, kami tidak bisa berbuat apa-apa selain meminta tolong ke sini," kata Ali, salah satu pengunjuk rasa saat menyampaikan orasinya.
Aksi unjuk rasa awalnya tertib.
Namun, belakangan terjadi kericuhan setelah petugas meminta agar para pengungsi meninggalkan kawasan DPRD Batam.
Pantauan Kompas.com di lokasi, beberapa petugas kepolisian berpakaian bebas mulai mengamankan spanduk yang awalnya dibawa oleh massa aksi.
Baca juga: 6 Fakta Menarik Kota Batam, Singapura-nya Indonesia yang 5 Persen Penduduknya Miskin
Para petugas juga terlihat mengamankan beberapa orang yang diduga menjadi provokator dalam aksi tersebut.
Aksi tarik-menarik terjadi. Bahkan, beberapa anak yang ikut dalam aksi tersebut juga mulai menangis akibat terimpit oleh massa.
Situasi yang memanas akhirnya mulai mereda setelah berlangsung selama hampir 1 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.