Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Tidak Ada Koperasi seperti "Layangan Putus" di Trenggalek

Kompas.com - 14/02/2022, 18:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA sebagian dari masyarakat kita yang masih menganggap kehadiran koperasi di tengah-tengah masyarakat hanyalah “pelengkap” dari keterbelakangan dan ketidakmajuan dari usaha kecil.

Koperasi hanya ada untuk kelompok yang miskin dan lemah. Pokonya tidak ada “keren-kerennya” tentang koperasi.

Koperasi itu terlalu “udik” dan “jadul”. Itu kata mereka yang kurang gaul dan kurang piknik jauh.

Wahai Bangsa Indonesia
Warisan leluhur kita
Gotong royong berswadaya

Kita himpun sgala daya
Modal maupun tenaga
Wadah usaha bersama
Koperasi wujudnya..

Undang-undang dasar kita
Laksanakan bersama
Kita bangun koperasi
Mnuju makmur bersama

Kita bina setiakawan
Persatuan nasional
Kekuatan keahlian
Berdasar Pancasila

Koperasi kita bina
Swakerta swasembada
Koprasi tuntutan nyata
Demi membangun bangsa
Marilah satukan tekad
Bangun usaha kita
Koperasi-koperasi
Hiduplah dan majulah

(“Majulah Koperasiku” – Mars Koperasi Indonesia)

Ketika ikut menyanyikan lagu ini di sebuah desa di Kawasan Panggul di selatan Kabupaten Trenggalek yang berbatasan dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, saya merasa lagu ini seperti lagu mars lainnya.

Gegap gempitanya membangkitkan jiwa, namun “hampa” dalam tataran pelaksanaannya.

Tetapi kali ini saya merasa “salah” dan “kecele” ketika sahabat saya Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin meresmikan toko swalayan besar dan kantor unit simpan pinjam milik Koperasi Serba Usaha Sumber Makmur.

Koperasi ini hingga kini memiliki aset senilai Rp 79 miliar. Bukan angka yang kecil.

Sementara aset yang dimiliki bank perkreditan rakyat milik pemerintah kabupaten Trenggalek beraset Rp 100 miliar.

Dasyatnya lagi, Sumber Makmur memiliki empat usaha swalayan dan melibatkan tenaga kerja lokal yang berasal dari pemuda-pemudi desa.

Dua di antaranya bekerja sama dengan jaringan ritel Alfamart dan Indomaret. Tanah dan bangunan untuk pendirian swalayan adalah milik koperasi.

Semua pendirian jaringan swalayan Alfamart dan Indomaret di Trenggalek, harus menggandeng mitra lokal berbadan usaha koperasi.

Jaringan swalayan nasional yang berbasis di Jakarta itu, tidak boleh didirikan tunggal oleh pengusaha di luar Trenggalek.

Oleh karena itu, mudah dicirikan jika ada jaringan swalayan beroperasi di Trenggalek ada sematan tulisan “usaha gotong royong” di atas logo Indomaret atau Alfamart.

CSR Ala KSU Sumber Makmur

Boleh bandingkan dengan Ibu Kota Jakarta, jika dana corporate social responsibility atau CSR adalah tanggungjawab perusahaan berskala “besar” maka SCR di Trenggalek justru datang dari kelas koperasi.

Koperasi Serba Usaha Sumber Makmur menyadari skala usaha dan asetnya bisa menjadi besar karena adanya dukungan dari masyarakat.

Maka dari itu, Sumber Makmur ikut bertanggungjawab terhadap semua pemangku kepentingan dengan meningkatkan kesejahteraan dan berdampak positif bagi lingkungan.

Sejak berdiri tahun 2003, Serba Usaha sudah menyalurkan CSR senilai Rp 900 juta kepada masyarakat seperti pemberian bantuan untuk anak yatim piatu, fakir miskin dan keluarga tidak mampu.

CSR juga disalurkan untuk biaya perbaikan kerusakan dam Selorok, serta donasi untuk pengembangan olahraga di kalangan anak muda.

Secara berkala, Sumber Makmur juga menggelar undian kendaraan bermotor untuk anggota koperasi.

Di Trenggalek lah kita bisa melihat ternyata memang benar: koperasi ada untuk anggota, dari angggota dan oleh anggota.

Koperasi seperti Sumber Makmur ini adalah bagian dari 400 koperasi yang sehat secara operasional di Trenggalek.

Adanya peraturan daerah (Perda) yang mendukung keberadaan koperasi, yang salah satunya seluruh waralaba modern harus berada di bawah koperasi menjadi penyelamat eksistensi koperasi.

Jika tidak menggandeng koperasi, dipastikan jaringan waralaba tersebut tidak boleh membuka swalayan di Trenggalek.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin atau yang akrab disapa dengan Gus Ipin meyakini sejak awal kalau koperasi adalah kekuatan ekonomi masyarakat.

Kuncinya adalah semangat para anggota dan pengurus untuk menjalankan usahanya serta rutin menggelar rapat anggota tahunan.

Mekanisme pengawasan dan transparansi pengelolaan anggaran adalah syarat utama yang harus dijalankan di koperasi.

Cafe pelayanan publik

Jika ingin menikmati aroma kopi Trenggalek yang khas sekaligus mengurus dokumen administrasi kependudukan termasuk proses perizinan usaha, sempatkan saja melongok cafe pelayanan publik yang berada di ruas Jalan Panglima Sudirman.

Terdapat 11 layanan yang bisa diakses masyarakat di tempat ini, yakni layanan perizinan dan non perzinan, administrasi kependudukan, pembayaran pajak kendaraan bermotor tahunan, surat keterangan/perizinan dari kepolisian, layanan perbankan.

Kemudian layanan pajak reklame, layanan pengambilan bukti tilang, layanan informasi hukum, layanan jaminan sosial ketenagakerjaan, layanan jaminan sosial kesehatan dan layanan perpajakan.

Kemudahan untuk tumbuh kembangnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Trenggalek memang sengaja dihelat oleh Gus Ipin.

Model pengembangan koperasi yang dicita-citakan Gu Ipin dan mulai menggeliat di Trenggalek adalah koperasi yang berbasis kepada keunggulan dan potensi wilayah.

Koperasi Sumber Usaha Sumber Makmur yang berlokasi di Kecamatan Munjungan, miliki geografis wilayah pantai dan pertanian serta perkebunan sehingga hasil olahan daerah ini menjadi produk unggulan koperasi.

Dengan panjang pantai 96 kilometer serta memiliki 57 pulau-pulau kecil termasuk di antaranya dua pulau terluar dari wilayah tanah air, Trenggalek memiliki potensi hasil perikanan dan kelautan yang cukup berlimpah.

Potensi budidaya lautnya mencakup 3.500 hektar dan potensi kolamnya 110 hektar serta potensi tambak 1.000 hektar.

Jumlah produksi perikanan untuk 2021 ditargetkan memperoleh hasil 30.545,17 ton dengan nilai Rp 1,7 triliun.

Diversifikasi produk unggulan Trenggalek tidak saja dalam pengolahan produk mentah menjadi makanan siap saji, tetapi juga sudah mengembangkan packaging yang menarik.

Tidak kalah dengan kemasan makanan minuman produk pabrikan besar.

Jamur tiram yang dikemas elok oleh Koperasi Berkah Cinta Trenggalek dan bermerek “ Jamur Mantan” krispinya ngajak balikan cukup menarik perhatian calon konsumen.

Atau keripik bothe dengan merek “Alsa” hasil BUMDes Bangkit Prima Depok, Trenggalek juga cukup menggugah selera.

BUMDes naik kelas

Bukan sekadar slogan dan mimpi kosong jika Gus Ipin menginginkan Trenggalek yang meroket.

Sejak awal, salah satu bupati milenial hasil pilkada di tanah air ini berkomitmen ingin kabupaten yang dipimpinnya bisa maju melalui ekonomi yang inklusif, ketersediaan sumber daya manusia kreatif dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Meroket yang diusung Gus Ipin merupakan akronim dari Maju Ekonominya, Rakyatnya, Orang dan Organisasinya Kreatif, dan Ekosistem yang Terjaga.

Pilar prosperity, people dan planet terus diinternalisasikan Bupati Gus Ipin di setiap jajaran pemerintahannya.

Dengan desa berjumlah 152 yang tersebar di 5 kelurahan dan 14 kecamatan, setiap desa didorong Gus Ipin memiliki koperasi dan badan usaha milik desa (BUMDes).

Anggaran Dana Desa yang digelontorkan pemerintah pusat tidak boleh mubazir, tetapi harus digunakan untuk pengembangan usaha yang bermanfaat bagi warga desa.

Setiap bidang usaha harus mampu menjadi bagian yang memajukan ekonomi pelakunya.

Bidang pertanian, misalnya, harus mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. Demikian juga dengan UMKM harus memajukan ekonomi para pelakunya.

Salah satunya adalah BUMDes Karangturi yang memiliki usaha tempat wisata waterpark. Saban Sabtu dan Minggu, waterpark Karangturi ramai dengan kunjungan wisata dari warga sekitaran Trenggalek.

BUMDes yang berlokasi di wilayah Kecamatan Munjungan itu, beromzet Rp 80 juta per bulan dari usaha waterpark.

Kehadiran tempat wisata ini menjadi pengungkit tumbuhnya ekonomi warga dari usaha makanan, minuman, kerajinan dan sektor usaha lainnya.

Keberadaan BUMDes dan koperasi yang sehat dan bisa mensejahterakan warganya tidak hanya menjadi kajian teoritik di kelas mata kuliah ekonomi koperasi di kampus-kampus.

BUMDes dan koperasi yang menghidupi warganya dan warganya yang menghidupi warganya ternyata ada di Trenggalek, nun di selatan Jawa Timur.

Saya jadi teringat dengan selarik kalimat yang ditulis Bung Hatta di bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun – Gagasan dan Pemikiran bahwa “kita membangun koperasi supaya koperasi membangun kemakmuran masyarakat".

Koperasi
Hanya karena sebuah kata koperasi
Mata ini berbinar-binar
Mengharapkan akan sebuah kesejahteraan

Koperasi
Engkau memberikan harapan
Untuk rakyat kecil seperti kami
Harapan untuk hidup yang lebih makmur

Koperasi
kekeluargaan adalah asasmu
keikhlasan para anggotamu
Tuk melindungi usaha kecil yang sedang berkembang
Menuju Indonesia yang sejahtera

(Puisi “Secercah Harapan” – karya Adhelia AW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com