Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Emisi Karbon, Ribuan Bibit Mangrove Ditanam di Teluk Rubiah

Kompas.com - 14/02/2022, 12:51 WIB
Heru Dahnur ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANGKA, BARAT, KOMPAS.com - Upaya untuk mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim sedang gencar dilakukan di berbagai belahan bumi.

Termasuk di Indonesia yang memiliki target untuk mewujudkan net zero emission atau bebas emisi karbon pada 2060 mendatang.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turut menyukseskan program ini dengan mendorong perusahaan pertambangan agar melaksanakan reklamasi dan upaya-upaya dekarbonisasi.

Baca juga: Heboh Pembabatan Hutan Mangrove oleh Oknum Pengusaha Nunukan, Polisi Segera Lakukan Pengukuran

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, perusahaan tambang wajib melaksanakan reklamasi pasca tambang sebagaimana diatur dalam regulasi.

Lebih dari sekadar kewajiban, menurut dia, reklamasi adalah tanggung jawab sosial yang harus dilakukan untuk keberlanjutan generasi mendatang dan untuk bumi yang lebih sehat.

Hal ini disampaikan Ridwan saat menghadiri kegiatan penanaman sebanyak 3.000 batang mangrove bersama PT Timah Tbk di Kawasan Pesisir Pantai Teluk Rubiah, Kelurahan Tanjung, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (12/2/2022).

Baca juga: 30 Tahun Hidup di Hutan Mangrove Denpasar, ODGJ Ditemukan Sudah Menjadi Kerangka

Ia menilai, reklamasi yang dilakukan PT Timah Tbk dalam menanam mangrove sejalan dengan upaya penurunan emisi.

Sebagaimana diketahui, mangrove mampu menyimpan dan menyerap karbon monoksida.

"Mau tidak mau, dekarbonisasi harus menjadi upaya bersama. Apalagi sudah menjadi paradgima global, ketika kita menanam mangrove beberapa tahun akan tumbuh subur, ini bisa menambah oksigen bagi bumi, sekaligus menyerap karbon monoksida menjadi upaya untuk mengurangi emisi," kata Ridwan.

Ia menjelaskan, penanamam mangrove yang dilakukan PT Timah Tbk tidak hanya sekali ini, bahkan dirinya pernah terlibat langsung dalam beberapa kegiatan penanaman mangrove, seperti di Pangkalpinang dan di Belitung Timur.

Reklamasi yang diintegrasikan dengan program net zero emission ini sejalan dengan roadmap Kementerian ESDM.

Ridwan mengatakan, kritik atas industri pertambangan adalah terkait pengelolaan lingkungan.

Namun, menurut dia, PT Timah Tbk telah menjadi contoh bagi perusahaan pertambangan timah lainnya dalam pengelolaan lingkungan.

"Kami menilai, reklamasi yang dilakukan PT Timah Tbk sudah cukup baik dan ini intensif dilakukan secara terus-menerus di lahan bekas tambang. Saya yakin PT Timah korporasi besar tidak melupakan tanggung jawab lingkungan pengelolaan lahan bekas tambang," ujar dia.


Ridwan mengakui, saat ini masih banyak perusahaan pertambangan yang belum melaksanakan reklamasi.

Untuk itu, Kementerian ESDM terus mendorong perusahaan untuk segera melaksanakan reklamasi.

Ketua Gapoktan Tanjung Jaya Hendrick M Amin mengatakan, kelompok mereka bermitra dengan PT Timah Tbk untuk menyediakan bibit mangrove dan terlibat dalam penanaman.

Selain mangrove, pihaknya juga menyediakan bibit pohon ketapang, perepat dan lainnya.

Menurut dia, penyediaan mangrove untuk kebutuhan PT Timah Tbk telah memberikan lapangan pekerjaan baru bagi anggota kelompok.

Sehingga, hal ini memberikan dampak ekonomi tambahan bagi masyarakat.

"Anggota sekarang ada 50 orang, untuk di pembibitan aktif ada 25 orang. Gapoktan mulai bermitra dengan PT Timah Tbk sejak tahun 2017 silam," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Alwin Albar mengatakan, penanamam mangrove merupakan program rutin yang dilakukan perusahaan.

Pada pekan ini saja, PT Timah Tbk telah dua kali melaksanakan penanaman di Kota Pangkalpinang dan hari ini di Kabupaten Bangka Barat.

"Rabu lalu PT Timah Tbk menanam 2.000 batang mangrove di Kota Pangkalpinang, dan hari ini 3.000 batang. Ini program yang akan rutin dilaksanakan PT Timah Tbk yang menjadi bagian dari pengelolaan lingkungan perusahaan," sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com