"Dulu pada saat ditemukan itu warga berduyun-duyun penasaran, melihat perahu Dampo Awang," kata Ihsan.
Makanya, warga desa kemudian mengambil retribusi bagi masyarakat yang ingin melihat benda kuno itu.
Baca juga: Bertambah 2, Ini Arti Tulisan 6 Nisan Kuno yang Ditemukan di Palembang
Tak sampai disitu saja, pada awal penemuan perahu kuno tersebut, sebagian masyarakat percaya air yang ada di perahu itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
"Iya bisa (dijadikan obat) karena ada warga sini yang tak bisa berjalan, diambilkan air ini lalu dioleskan pada kakinya, pagi harinya untuk jalan terasa enak bisa jalan," ujar Ihsan yang secara rutin membersihkan debu-debu bertebaran di kayu-kayu tersebut.
Setelah dijadikan sebagai cagar budaya, tiap bulan situs perahu kuno ini mampu menyedot ratusan pengunjung dari sejumlah daerah tanpa ada pungutan apapun.
"Sebulan itu ada sekitar 400 pengunjung yang datang," kata Ihsan yang sejak 2009 telah dimintai tolong untuk memelihara perahu kuno berukuran 15 meter x 3 meter.
Di sekitar perahu kuno tersebut juga telah dipasangi pagar yang melingkar dengan sejumlah pintu-pintu terbuka dan informasi-informasi lainnya terkait perahu asli Nusantara ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.