Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pedagang Cimol: Minyak Goreng Masih Beli Rp 20.000 Per Liter di Pasar, Harganya Belum Turun

Kompas.com - 01/02/2022, 06:11 WIB
Riska Farasonalia,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang pedagang di Kota Semarang mengeluhkan harga minyak goreng yang tak kunjung turun di pasar tradisional.

Padahal, kebijakan satu harga untuk minyak goreng Rp 14.000 per liter telah ditetapkan pemerintah.

Alung (45), seorang pedagang cimol mengaku membeli minyak goreng dengan harga Rp 20.000 di pasar tradisional.

Setiap hari dirinya bisa membeli empat liter minyak goreng untuk mencukupi kebutuhan usahanya.

"Harga minyak goreng kemarin beli masih Rp 20.000 per liter di Pasar Karangayu. Harganya belum turun. Biasanya sehari butuh empat liter minyak goreng," ujar warga Kelurahan Karangayu ini ditemui di Jalan Imam Bardjo, Senin (31/1/2022).

Ayah tiga anak ini mengaku berusaha mencari minyak goreng dengan harga Rp 14.000, tetapi hasilnya nihil.

Ia selalu kehabisan stok saat ingin membeli minyak goreng seharga Rp 14.000 di toko atau minimarket.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Semarang Hari Ini 1 Februari: Pagi Berawan, Sore Hujan Sedang

"Belum pernah dapat harga Rp 14.000 karena cepat habis," ungkapnya.

Meski harga minyak goreng belum turun di pasar tradisional, ia tak mau menaikkan harga dagangannya.

Ia tak ingin mengecewakan pembeli meski keuntungannya sedikit.

"Harga cimol, tela-tela dan kentang goreng masih sama engga saya naikkan. Untung dikit engga apa-apa yang penting lancar. Kalau jual mahal kan kasihan pembeli," ujarnya.

Ia mengungkapkan, imbas dari harga minyak goreng yang masih mahal, penghasilannya jadi menurun.

"Penghasilan turun dari Rp 700.000 jadi Rp 400.000," kata Alung yang sudah berjualan sekitar 12 tahun ini.

Ia berharap harga minyak goreng bisa segera turun sesuai kebijakan pemerintah.

"Semoga minyak goreng jadi murah. Karena pedagang gorengan mengeluh semua. Harapannya ya turunkan harga minyak goreng," harapnya.

Sementara itu, penjual ayam goreng, Miran mengaku selalu kehabisan saat hendak membeli minyak goreng harga Rp 14.000 di minimarket sepekan terakhir.

Setidaknya, Miran butuh empat liter minyak goreng untuk berdagang dalam sehari.

"Udah nyari-nyari dari seminggu ini kehabisan terus. Biasanya sih beli langsung dua kemasan yang dua liter. Tapi kan dibatasi cuma boleh satu kemasan dua liter," ungkapnya.

Lantaran selalu kehabisan stok minyak goreng harga Rp 14.000 di minimarket, ia pun beralih membelinya di pasar tradisional.

Ia mengaku minyak goreng dibelinya dengan harga Rp 19.000 di pasar tradisional.

"Ya mau gimana lagi, terpaksa cari di pasar. Saya beli empat kemasan yang satu liter. Harganya masih Rp 19.000," ungkapnya.

Dirinya berharap ketersediaan minyak goreng Rp 14.000 bisa menjangkau masyarakat.

"Karena kan stoknya habis terus ya yang harga Rp 14.000. Di pasar juga belum turun harga karena bilangnya beli dari distributor udah mahal," ucapnya.

Baca juga: Inginnya Sih Bisa Dapat Harga Murah, tapi Mencarinya Masih Susah

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Nurkholis mengatakan, pihaknya telah melakukan pengawasan ke sejumlah pasar tradisional.

Menurutnya, harga minyak goreng di pasar tradisional memang masih tinggi.

Untuk itu, mekanisme subsidi minyak goreng terutama di pasar tradisional perlu ada kejelasan.

"Yang penting itu mekanismenya. Sepanjang pedagang mengulakan dengan harga di bawah Rp 14.000 dan ada tanda khusus tentu tak jadi persoalan jika menjual dengan harga Rp 14.000. Tapi jika harga beli masih di atas Rp 14.000 itu kan mustahil. Kecuali kalau ada subsidi langsung," katanya.

Ia mengatakan, terkait kebijakan harga eceran tertinggi (HET) per 1 Februari, pihaknya akan melakukan pengecekan di pasar tradisional.

"Kami akan memantau terus bagaimana nanti kondisinya di lapangan sambil menunggu nanti juklaknya seperti apa. Yang terpenting kuncinya itu mekanismenya," ujarnya.

Ia berharap, distributor bisa memberikan tanda khusus untuk minyak goreng bersubsidi agar pengeckan di lapangan lebih mudah.

"Kalau minyak yang tidak subsidi sudah beredar habis, tinggal nanti distributor beri label subsidi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com