Jevi Alba, seorang sketcher yang tergabung dalam Komunitas Solo Sketcher dan Komunitas Cat Air (KOLCAI) Solo mengatakan, seorang seniman harus memiliki sketsa yang kuat seperti yang dilakukan oleh S Sudjojono.
"Sketsa itu sangat berimbas besar seperti kekaryaan. Paling tidak pelukis atau seniman atau desiner harus mempunyai sketsa yang kuat. Karena beliau (S Sudjojono) melakukan riset sketsanya memang luar biasa sekali," kata dia.
Selama ini, banyak pelukis dan seniman yang cenderung langsung menuangkan ekspresinya ke media kanvas. Mereka sedikit sekali yang melakukan riset.
"Jadi, untuk bahan riset, bahan data itu sangat minim sekali. Karena ada anggapan sketsa itu adalah bisa dikatakan karya yang berdiri sendiri atau sebagai seni terapan. Pak S Sudjojono ini kan melakukan riset-risetnya untuk dituangkan atau diekspresikan ke media kanvas. Jadi, hasil akhir sketsa akan nyambung ke media kanvas," kata dia.
Mengenai alasan S Sudjojono sebagai rujukan dalam workshop sketsa, kata Jevi, S Sudjojono melakukan riset sampai ke Belanda demi sebuah karya yang monumental.
Pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut generasi pelukis Indonesia lebih banyak mengekspresikan sketsa sebelum menuangkannya ke media kanvas.
Sehingga memunculkan "Sudjojono-Sudjojono" berikutnya.
"Sketsanya melalui riset tidak asal-asalan. Ada riset ada data itu lebih monumental," ungkap dia.
Lebih lanjut, workshop sketsa "Sketch Like Sudjojono" diikuti sekitar 30 peserta dari berbagai kalangan.
Mereka membuat sketsa lukisan karya S Sudjojono dengan menggunakan media kertas dan pensil.
Salah satu peserta workshop, Dea Amanda (21) mengatakan, alasan mengikuti workshop untuk menambah pengetahuan.
"Menurut aku workshop kaya gini banyak manfaatnya. Soalnya bisa dapat pengetahuan juga. Karena setiap skatcher punya style masing-masing, jadi kita bisa brandinglah. Kita bisa ambil baiknya buat evaluasi sketsa kita," ungkap dia.
Mahasiswi semester lima jurusan Arsitektur UMS Solo itu menambahkan, tertarik dengan hasil sketsa S Sudjojono karena detail.
"Goresan teknik dia menggaris dan style sketsanya itu cukup menarik sih. Jadi, ciri khas juga," kata dia.
Kurator Pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S Sudjojono, Santy Saptari mengatakan, pameran Mukti Negeriku! Perjuangan Sultan Agung melalui Goresan S Sudjojono dimulai pada 28 Agustus 2021 dan berlangsung 28 Februari 2022.
Pameran ini fokus menampilkan karya Sultan Agung dan ke-38 sketsa.