TIMOR TENGAH SELATAN, KOMPAS.com - Impian warga Desa Pana di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk dapat menanam sayur kini kembali bersemi.
Pada beberapa waktu terakhir, Desa Pana merupakan salah satu desa di NTT yang mengalami krisis air bersih. Keadaan terasa kian sulit saat musim kemarau tiba. Air bersih yang sejatinya sumber kehidupan sulit diakses warga.
Namun, berkat pembangunan pompa air bersih yang diinisiasi Shopee bersama Komando Daerah Militer (Kodam) IX/Udayana, kerinduan warga Desa Pana untuk bercocok tanam dapat terwujud.
Kegembiraan itu pun terpancar dari raut warga Desa Pana, Rony Y Taopan.
Baca juga: Lika-liku Perjalanan Warga Desa Wanagiri di Bali untuk Mencari Air Bersih
“Tidak terpikirkan sebelumnya oleh saya, bisa menanam sayur di tanah yang dulunya sangat kering. Rasanya seperti mimpi,” ujar Roni kepada Kompas.com, Selasa (18/1/2022).
Rony mengisahkan, sebelum pompa air dibangun, setiap hari ia harus berjalan kaki melalui perbukitan yang curam dan terjal menuju sumber mata air.
Air bersih tersebut hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Sementara, untuk mengairi lahan pertanian, saya dan warga Desa Pana lainnya hanya bergantung pada musim penghujan,” kenang Rony.
Baca juga: Belum Ada Bantuan, Kami Kekurangan Air Bersih dan Makanan
Untuk diketahui, pembangunan pompa air di Desa Pana bermula saat sejumlah wilayah di NTT mengalami kemarau panjang yang terjadi sejak Maret 2020.
Merespons kondisi tersebut, Pangdam IX/ Udayana menggandeng Shopee untuk membangun pompa air di desa terdampak, salah satunya Desa Pana.
Inisiatif tersebut merupakan salah satu upaya memberikan solusi serta berperan dalam mengatasi krisis air bersih guna memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari masyarakat di NTT.
Berkat infrastruktur tersebut, kini warga Desa Pana dapat bercocok tanam tanpa harus bergantung pada musim penghujan.
Baca juga: Krisis Air Bersih di NTT, Shopee dan Kodam IX Udayana Kerja Sama Bangun Pompa Air
Rony menuturkan, sebelumnya, ia dan warga desa hanya menanam jagung dan bawang merah karena menyesuaikan dengan musim.
Ia pun pernah menanam sayuran. Sayangnya, sayur yang dihasilkan kurang baik sehingga hanya dapat dikonsumsi sendiri.
“Sejak adanya pompa air yang menyalurkan air dari sumber air ke pemukiman warga dan lahan pertanian membuat kami bisa bercocok tanam lagi secara berkelanjutan,” kata Rony.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.