Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD di Tasikmalaya Meninggal Dunia Usai Divaksin, Ini Penjelasan Dinkes

Kompas.com - 18/01/2022, 07:08 WIB
Irwan Nugraha,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - DMZ (10), seorang siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kersamenak di Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, diketahui meninggal dunia usai menerima vaksin, Senin (17/1/2022).

Sebelumnya, siswa tersebut mengikuti vaksinasi anak umur 6-11 tahun untuk dosis pertama pada Sabtu (15/1/2022).

Ia kemudian mengalami kejang-kejang dan penurunan kesadaran lalu kritis sampai dibawa ke RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Minggu (16/1/2022) malam.

Baca juga: Warga Tasikmalaya Mulai Menerima Vaksin Booster

Sampai akhirnya, siswa tersebut meninggal dunia di rumah sakit saat menjalani perawatan pada Senin petang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat membenarkan adanya siswa yang meninggal dunia usai divaksin tersebut.

Dirinya pun sempat kaget dan segera mengecek analisa dokter terkait penyebab kematian anak itu sesuai anjuran sekolahnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Varian Omicron Ditemukan di Kabupaten Tasikmalaya

"Nah ini kan yang meninggal di RSUD pada awalnya diduga KIPI murni (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Saya sudah bicara panjang lebar dengan dokter bagian perawatan intensif, kemudian dengan Ketua KIPI dan dokter spesialis anak menyampaikan, setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ada penyakit lain yang mendasarinya," ujar Uus saat dikonfirmasi Senin Malam.

Uus menambahkan, penyebab siswa itu meninggal diduga saat divaksinasi sedang mengalami serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sedang dalam masa inkubasi.

"Jadi yang menyebabkan fatalitas (kematian) itu belum bisa dipastikan karena imunisasi. Karena ada penyakit yang mendasarinya. Dari hasil tim dokter anak di RSUD, penyebab fatalitasnya itu karena expanded dengue atau demam berdarahnya. Nah, konklusi medis ini bisa diambil karena ada hasil NS1 yang positif, penanda bahwa anak tersebut terinfeksi DBD," tambahnya.

Uus menyebut, hanya secara kebetulan bahwa anak ini dua hari sebelumnya usai menerima vaksin tak bisa disimpulkan kematiannya akibat vaksin.

Sebab, temuan penyakit dengue ini telah menyebabkan kerusakan di beberapa organ korban.

"Yaitu ada ensefalopati, kemudian kegagalan akut pada hatinya yang ditandai memang SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)-nya sangat tinggi. Jadi sudah terjadi kegagalan akut pada liver ditambah ensefalopati. Maka artinya expanded dengue ini terjadi pada anak tersebut yang menyebabkan fatalitasnya (kematiannya)," kata dia.

Baca juga: Ensefalopati

Sehingga, Uus berharap kejadian anak meninggal usai divaksin di Tasikmalaya ini tak dinilai bahwa pemberian vaksin bahaya oleh masyarakat.

Kejadian ini dinilai secara kebetulan bahwa korban meninggal dengan penyakit yang mendasarinya dan usai divaksin dua hari lalu.

"Nah ini supaya bisa dipahami oleh masyarakat bahwa jangan sampai ada pemahaman bahwa ini karena KIPI murni atau tak ada penyakit yang mendasarinya. Atau kematiannya karena vaksin ya, tidak seperti itu. Walaupun dilakukan vaksin dulu sebelum masuk rumah sakit, anak ini dari tanda-tanda laboratorium serta hasil pemeriksaan medis yang dilakukan, sudah didahului oleh penyakit yang dideritanya yaitu demam berdarah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com