Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pulau Sebatik Ditembak OTK di Perairan Malaysia, Pelakunya Pakai Topeng dan Bersenjatakan Laras Panjang

Kompas.com - 13/01/2022, 14:35 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Sakri (26), warga Jalan Dermaga, Desa Sei Nyamuk, Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi salah satu korban penembakan Orang Tak Dikenal (OTK) pada Rabu (12/1/2022).

Peristiwa tersebut terjadi di perairan Batu 5 Tawau, Malaysia. Saat itu, Sakri bersama dua rekannya, Dedi (22) dan Basir (32) hendak membeli tong gas LPG Petronas 14 Kg.

"Saat berada di sungai Batu 5 Tawau sekitar pukul 14,30 Wita, ada dua speed boat ikuti saya. Masing masing berisi tiga orang dan semua memakai topeng (skibo). Saya mencoba putar balik karena takut itu adalah aparat Malaysia. begitu saya putar balik, saya melihat senapan laras panjang ditembakkan," ujar Sakri, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Hendak Shalat Subuh, Imam Masjid di Luwu Dianiaya hingga Meninggal oleh OTK

Sakri mengaku, ia masuk Malaysia untuk membeli tong gas LPG Petronas 14 Kg. Biasanya, ia akan membawa 20 tang LPG untuk dijual kembali.

Ia juga mengaku sering menempuh jalur sungai di Batu 5 untuk menghindari patroli aparat Malaysia.

Di Pulau Sebatik yang merupakan perbatasan RI – Malaysia, perdagangan tradisional masih berlaku. Masyarakat di pelosok negeri ini, masih memiliki ketergantungan tinggi dengan barang barang kebutuhan dari Malaysia.

"Awalnya saya tidak merasa kalau kaki kena tembak. Saya tancap gas putar balik melarikan diri. Speed boat saya mesin 200 PK dan speed boat mereka hanya 60 PK, tidak mungkin bisa mengejar, itulah mungkin dia tembak," kata Sakri lagi.

Sakri baru sadar ia terkena tembakan ketika speed boatnya sudah masuk perairan Indonesia. Ia langsung pusing dan mual karena melihat darah yang sudah membasahi kedua kakinya dan mulai mengering di sendalnya.

Ia lalu menepikan speed boat dan berbaring pingsan. Kemudi speed boat diambil alih Dedi, yang langsung membawanya ke Puskesmas Sei Nyamuk Pulau Sebatik.

Baca juga: Kantor PSS Sleman Dibakar OTK, Ini Kata Polisi

"Saya sadar kena tembak itu, waktu sudah masuk perairan Indonesia. Saya melihat ke bawah, kenapa hancur kulit kakiku. Jadi ada peluru yang menembus body speed boat, mengenai betis kanan dan tembus ke kaki kiri. Peluru bersarang di betis kiri," tuturnya.

Pendarahan hebat terjadi dan membuat petugas medis di Puskesmas merekomendasikannya untuk dirujuk ke RSUD Nunukan.

"Sepertinya hancur tulang kaki kiri. Waktu dioperasi, ada sisa proyektil peluru dikeluarkan. Pipi temanku Dedi juga ada terkena dua goresan bekas pecahan peluru. Dia duduk di dekatku saat terjadi penembakan," kata Sakri.

Baca juga: 2 Asrama Mahasiswa di Makassar Diserang Puluhan OTK, Pelaku Pakai Topeng, Bawa Sajam, Bom Molotov hingga Pistol Rakitan

Kasus ini masih menjadi penyelidikan aparat Polisi di Nunukan. Dikonfirmasi atas persoalan ini, Kapolsek Sebatik Timur, Iptu Randya Shaktika membenarkan adanya peristiwa penembakan warga Sebatik di perairan Malaysia.

Hanya saja, untuk siapa yang mengeluarkan tembakan, dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi, Randya belum bersedia memberikan keterangan.

"Untuk kronologis kejadian, belum ada info valid yang anggota temukan di lapangan," jawabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com