PALEMBANG, KOMPAS.com - Sebanyak 30 unit bus Transmusi Palembang berhenti beroperasi sejak Sabtu (1/1/2022) lantaran pemerintah Kota Palembang tak lagi memberikan subsidi.
Akibatnya, 141 pegawati Trans Musi pun terpaksa di rumahkan oleh PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) selaku pengelola bus Transmusi.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan, mereka tak lagi memberikan subsidi kepada Transmusi lantaran selama ini ada dua bus angkutan massal yang beroperasi, yakni Teman Bus dan Transmusi.
Baca juga: Bus Transmusi Palembang Setop Beroperasi, 60 Karyawan Diputus Kontrak
Teman Bus merupakan armada angkutan massal yang disiapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dikelola oleh PT Trans Musi Palembang Jaya (TMPJ) yang menyediakan tiket untuk penumpang secara gratis sejak 2 Juni 2020 lalu.
Sedangkan Transmusi dikelola oleh SP2J dengan operasionalnya disubsidi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang.
Baca juga: Jadi Korban Pembunuhan, Pasutri di Sumsel Ditemukan Tewas dalam Kondisi Mengenaskan
“Karena tidak boleh double anggaran, maka ke depan kita berencana untuk menyatukan (merger) Transmusi ini dengan TMPJ. Sekarang sedang proses administrasi, pusat sudah setuju bahkan akan ditambah koridor lagi untuk melayani masyarakat," kata Harnojoyo kepada wartawan, Selasa (4/1/2021).
Harno mengungkapkan, mereka tak lagi dapat memberikan subsidi kepada Transmusi karena terkendala proses administrasi merger yang kini sedang berlangsung.
Namun, setelah proses administrasi selesai, seluruh karyawan dari Transmusi akan diberdayakan untuk Teman Bus.
"Yang dirumahkan kita berdayakan lagi, sebab kalau ada tambahan koridor lagi siapa yang akan menjalankan. Jadi nanti kita berdayakan lagi,"ujarnya.
Dalam proses merger tersebut, PT TMPJ nantinya akan menjadi anak perusahaan dari SP2J.
Namun, untuk subsidi biaya operasional saat ini masih dalam tahap pembahasan.
"Kalau pemerintah pusat yang anggarakan kita berterima kasih, karena kan tidak boleh double anggaran. Outlet juga nanti akan ditambah, nantinya semua akan terintegrasi dengan Ligth Rail Transit (LRT)," jelasnya.