Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Kisah Awal Haji Endang Buat Jembatan Perahu di Karawang, Kini Omzetnya Rp 20 Juta Sehari

Kompas.com - 30/12/2021, 16:04 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Jembatan perahu ponton di Karawang, Banten, menjadi sorotan.

Membelah Sungai Citarum, jembatan ini menghubungkan Desa Anggadita, Kecamatan Klari dengan Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.

Adanya jembatan penyeberangan ini membuat warga menjadi terbantu lantaran bisa menghemat waktu tempuh.

Bagi warga yang melintas, dipatok tarif Rp 2.000.

Kini, dari jembatan perahu ini, Muhammad Endang Junaedi sebagai pemilik jembatan, mampu mendapat omzet sekitar Rp 20 juta per hari.

Baca juga: Cerita Haji Endang, Pemilik Jembatan Perahu di Karawang yang Beromzet Rp 20 Juta

Awal mula membangun jembatan perahu

Muhammad Endang Junaedi, pemilik jembatan penyeberangan perahu di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.KOMPAS.COM/FARIDA Muhammad Endang Junaedi, pemilik jembatan penyeberangan perahu di Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.

Pria yang kerap disapa Haji Endang ini menceritakan awal mula pembuatan jembatan perahu tersebut.

Pembuatan jembatan ini bermula pada 2010 lalu. Saat itu, seorang tokoh Dusun Rumambe menyampaikan permintaan kepada Haji Endang.

"Karena jalan buntu, agar kampungnya enggak terisolasi maka perlu dibangun penyeberangan. Dulu ini tempat menyeberang kerbau," ujarnya.

Endang mengatakan, kala itu dirinya sempat meminta izin kepada Dadang S. Muchtar selaku Bupati Karawang masa itu.

Baca juga: Cerita Pengguna Jembatan Haji Endang Beromzet Rp 20 Juta Per Hari: Hemat Waktu 1 Jam

Dia juga sempat menawarkan kerja sama dengan pemerintah daerah.

Akan tetapi, karena beberapa alasan, termasuk risiko, Dadang menyarankan Endang menjalankannya sendiri.

Dia lalu memberitahukan kepada warga sekitar mengenai rencana pembangunan jembatan penyeberangan, termasuk juga kepada warga Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel.

Ternyata, tidak semua warga setuju.

"Enggak semua warga mendukung. Ada yang takut nanti banyak maling dan lain-lain. Tapi sebagian besar tokoh mendukung," ucapnya.

Baca juga: Haji Endang Rela Jembatannya yang Beromzet Rp 20 Juta Diambil Alih Pemerintah, Titipkan Pesan Ini

 

Bangun jembatan yang aman

Jembatan penyeberangan perahu ponton milik Endang beromset tak kurang Rp 20 juta per hari di KarawangKOMPAS.COM/FARIDA Jembatan penyeberangan perahu ponton milik Endang beromset tak kurang Rp 20 juta per hari di Karawang

Singkat cerita, dibangunlah jembatan yang membelah Sungai Citarum. Jembatan penyeberangan tersebut awalnya berbahan kayu.

Pada 2014, jembatan itu pernah karam. Ia mengaku harus tiga kali mengganti perahu kayu.

Kejadian tersebut membuat Haji Endang dan pekerjanya memutar otak untuk memikirkan konsep jembatan penyebarangan yang aman.

Baca juga: Buat Jembatan Perahu Beromzet Rp 20 Juta Sehari, Haji Endang Mengaku Tak Semata Bisnis

Akhirnya teretuslah ide untuk menggunakan besi atau perahu ponton.

"Kita otodidak aja. Kita pikirkan juga safety-nya,"

Endang menuturkan, pembuatan jembatan itu membutuhkan modal mencapai Rp 5 miliar. Ia mengaku harus beberapa kali meminjam ke bank.

Tarif melintas jembatan Rp 2.000

Kini, jembatan tersebut menjadi akses mobilitas warga. Warga yang melintasi jembatan perahu dikenai tarif Rp 2.000.

"Pendapatannya tak kurang Rp 20 juta per hari," ungkapnya.

Menurut Haji Endang, pemasukan tersebut dipakai untuk biaya operasional sebesar kurang lebih Rp 8 juta per hari.

Biaya operasional tersebut untuk perawatan, penerangan, hingga upah pekerja.

Baca juga: 2 Pencuri Besi Proyek Jembatan Nibung Ditangkap Polisi, Hasil Curian Hendak Dijual Rp 500.000

"Perawatan itu termasuk juga perawatan jalan akses ke sini," terangnya.

Dikatakan Haji Endang, tarif menyeberang sebesar Rp 2.000 itu bukanlah suatu yang kaku.

Pasalnya, kadang ada warga yang membayar Rp 1.000 atau bahkan tak membayar karena tidak membawa uang, apalagi yang melintas adalah warga sekitar jembatan.

Baca juga: Dalam Setahun, Pemkab Bogor Bangun 33 Jembatan Gantung di Pedasaan

Salah seorang warga, Kardi (52), mengaku tak keberatan dengan adanya tarif penyeberangan sebesar Rp 2.000.

Sebab bila dirinya memilih rute memutar, justru ongkosnya bakal ebih besar.

"Sangat terbantu. Kalau muter sejaman (sekitar satu jam)," tutur pria yang berprofesi sebagai pedagang roti ini.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farhan | Editor: Pythag Kurniati, Khairina)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Mayat Tak Dikenal Telungkup di Pinggir Jalan, Jadi Tontonan Warga

Regional
Warga Semarang, Ini Rangkaian Acara untuk Sambut HUT Ke-477 Kota Semarang

Warga Semarang, Ini Rangkaian Acara untuk Sambut HUT Ke-477 Kota Semarang

Regional
Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Tabrakan 2 Sepeda Motor di NTT, Seorang Guru Tewas

Regional
Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Peringatkan Pelaku Hoaks Perampokan Klinik di Padang, Polisi Siap Tempuh Jalur Hukum

Regional
Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Saat Pimpinan Partai di Jateng Halalbihalal Usai Bersaing dalam Pemilu

Regional
Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Anggota Brimob Akan Dikirim untuk Amankan Intan Jaya dari Gangguan KKB

Regional
Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Peringatan HUT Ke-477 Kota Semarang, Mbak Ita: Kami Buat Meriah

Regional
Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Inovasi Daun Kelor Turunkan Angka Stunting, Penyuluh KB di Sumbawa Tembus Tingkat Nasional

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Malam Hujan Ringan

Regional
Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Bertemu Lembaga Adat Melayu Riau, Pj Walkot Pekanbaru Sampaikan Apresiasinya

Regional
Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Presiden Jokowi Resmikan 7,47 Kilometer Jalan Inpres di Lombok Barat

Regional
Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Raih Juara Umum di MTQ Ke-30 Tingkat Jateng, Kota Semarang Bawa Pulang 24 Piala

Regional
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak Kunjungi Merauke untuk Panen Raya Padi

Regional
BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

BPOM Telusuri Produk Kosmetik Ilegal di Batam

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com