Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Kembali Menumpuk di TPA Jabon Sidoarjo, Ini Penjelasan Kadis LHK

Kompas.com - 15/12/2021, 17:48 WIB
Muchlis,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.Com - Persoalan sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon kembali terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Pada Selasa (14/12/2021), ditemukan banyak sampah berserakan saat Wakil Bupati Sidoarjo Subandi dan dinas terkait turun langsung untuk melihat kondisi TPA. 

Kondisi ini seolah mengulang saat TPA Jabon sempat ditutup pada 29 Oktober lalu saat sampah overload akibat puluhan truk bermuatan sampah terparkir di pintu masuk TPA. 

Baca juga: Keroyok Anak di Bawah Umur di Sidoarjo, Pelaku Malah Buat Laporan Palsu dan Mengaku Jadi Korban

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, Bahrul Amig menjelaskan, persoalan sampah di daerahnya memang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

Ia mengakui selama ini pengelolaan sampah di Sidoarjo belum berjalan maksimal karena kinerja petugas hanya melakukan aktivitas pembersihan yang artinya hanya mengangkut.

Sedangkan pengelolaan, baik pemilahan sampah rumah tangga hingga di TPA belum juga berjalan maksimal.

"Untuk menangani hal ini, semuanya kita sudah mulai paralelkan multi pendekatan masalah sampah ini, yaitu pertama pendekatan sistem dan regulasi," ucap Bahrul saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Rabu (15/12/2021).

Baca juga: Berpotensi Sebabkan Banjir, Wawali Surabaya Minta Kali Jelidro Dikeruk

Bahrul menyampaikan, lemahnya penanganan sampah bukan karena TPA yang sudah overload, tetapi regulasi yang dimiliki Pemda Sidoarjo tentang pengelolaan sampah sudah tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini.

Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah sudah harus diperbarui karena tak bisa lagi menjadi payung hukum dalam menjalankan tugasnya.

Salah satunya perubahan terkait retribusi persampahan.

"Retribusi dalam perda tersebut sangat murah sekali hanya Rp 2.000 per KK per bulan. Ini pengangkutan dari TPS ke TPA. Nah angka ini yang tidak realistis," papar dia.

Menurutnya, nominal angka yang disebutkan dalam Perda lama ini dinilai terlalu murah dan tidak bisa memberikan dampak kepada petugas untuk bekerja maksimal.

Alhasil, petugas pengangkut sampah yang diambil menggunakan gerobak, atau menggunakan motor roda tiga waktunya juga tidak taktis.

Pengambilan dilakukan setiap tiga hari bahkan satu minggu sekali hingga menyebabkan sampah di TPS membludak.

"Karena terlalu murahnya itu tidak akan fair, akhirnya yang terjadi masyarakat enggan untuk memilah pengurangan sampah. Cukup bayar saja murah," kata dia.

Baca juga: Libur Nataru di Sidoarjo, Tak Ada Penyekatan, ASN Diawasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com