KUPANG, KOMPAS.com - Vikrensio Alone Bnani (14), siswa SMP asal Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), keluar dari Rumah Sakit Leona, usai menjalani perawatan medis selama 11 hari.
Vikrensio merupakan korban penikaman dan penganiayaan sekelompok pemuda dari sebuah perguruan silat di Kefamenanu.
Baca juga: Gempa M 7,4 di Larantuka NTT, Warga Maumere dan Ende: Sirene Dibunyikan, Kami Naik ke Ketinggian
Meski kondisinya belum pulih, kedua orangtua Vikrensio memutuskan untuk memulangkannya ke rumah karena khawatir biaya perawatan medis yang semakin mahal.
Vikrensio belum memiliki kartu berobat gratis lantaran kedua orangtuanya yang bekerja serabutan, tidak memiliki kartu BPJS.
"Tadi kami cek, total semua biaya Rp 16 juta lebih. Tapi tadi dari Pemda TTU sudah bantu Rp 12 juta, sisanya Rp 4 juta nanti kami yang bayar," ayah kandung Vikrensio, Zakharias Bnani, kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2021) petang.
Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Gempa 7,4 M Guncang Laut Flores, NTT | Sorotan Kasus Bripka IS Hamili Istri Napi
Zakharias yang didampingi istrinya Petronela Bnani mengaku, sisa uang Rp 4 juta yang dipakai untuk membayar biaya rumah sakit, itu juga berasal dari hasil pemberian keluarga dan kerabat yang prihatin dengan kondisi mereka.
Zakharias menjelaskan, saat pertama kali masuk dirawat, berdasarkan diagnosis dokter jaga pada instalasi gawat darurat RS Leona Kefamenanu, anak mereka mengalami dua luka tusuk benda tajam.
Baca juga: BMKG Catat 91 Gempa Susulan Guncang NTT Usai Gempa M 7,4
Yang pertama, luka di dada bagian kiri bawah sedalam 5 milimeter.
Kemudian, di bagian punggung dengan tikaman sedalam 4,5 milimeter dan tembus paru paru hampir mengenai jantung.
Dengan kondisi seperti itu, anak mereka langsung dimasukan ke ICU.
"Anak kami ini dirawat sejak 3 Desember pukul 02.00 Wita. Dia dirawat selama lima hari di ICU. Kemudian hari keenam baru di ruang rawat inap hingga hari ini," ujar Zakharias.
Saat ini, kata Zakharias, kondisi anaknya sudah mulai membaik.
"Sejak kemarin, dia sudah bisa duduk di atas tempat tidur," kata dia.
Baca juga: Dampak Gempa Magnitudo 7,4 di NTT, Dua Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar Rusak
Dokter pun menyarankan, agar anaknya itu mengikuti terapi meniup balon, sehingga paru-parunya bisa segera pulih.
Selain itu, setiap tiga hari sekali, mereka harus membawa anaknya kontrol di rumah sakit.
Sebelumnya diberitakan, aparat Satuan Reskrim Polres Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), menangkap lima pria dari sebuah perguruan silat di wilayah itu.
Baca juga: Khawatir Gempa Susulan, Ratusan Warga Pesisir NTT Mengungsi ke Halaman Kantor Bupati Sikka
Mereka diduga menikam siswa kelas II salah satu SMP di Kota Kefamenamu, Vikrensio Alone Bnani (14).
Kasat Reskrim Polres TTU Iptu Fernando Okteber mengatakan, lima pelaku tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Kelima tersangka itu adalah AJL (22), MB (37), AYT (26), YAPU (23) dan AS (26).
Para pelaku dijerat Pasal 80 Ayat 2 Undang-Undang Nomor Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.