AMBON, KOMPAS.com - Belasan orang terluka saat bentrokan antara polisi dan warga Desa Tamilow, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, pecah pada Selasa (7/12/2021).
Selain orang dewasa, sejumlah ibu paruh baya juga ikut terluka dalam bentrokan tersebut. Belasan orang itu kini dirawat di puskesmas dan RSUD Masohi.
Sebagian besar warga yang terluka itu tertembak peluru karet.
Tokoh masyarakat Desa Tamilow, Epen Selano, menilai, tindakan polisi yang menembaki warga dengan peluru karet sangat keterlaluan.
“Ini terlalu berlebihan sekali. Ada beberapa ibu yang juga ditembaki dan saat ini sedang dirawat,” kata Epen kepada Kompas.com via telepon seluler, Selasa.
Bentrokan pecah saat polisi hendak menangkap 11 warga yang diduga sebagai pelaku perusakan tanaman warga Desa Sepa dan pembakaran Kantor Desa Tamilow.
Menurut Epen, pengerahan ratusan polisi bersenjata lengkap ke Desa Tamilow seharusnya tak perlu terjadi. Apalagi, polisi juga membawa kendaraan taktis.
Baca juga: Polisi dan Warga di Maluku Tengah Terlibat Bentrok, Sejumlah Orang Terluka
“Ini jelas sangat menakut-nakuti masyarakat, ini seperti sedang terjadi kerusuhan besar atau mau menangkap penjahat negara,” kata Epen.
Epen menjelaskan, ratusan aparat mulai memasuki desa tersebut selepas subuh. Saat memasuki desa, aparat langsung mengeluarkan tembakan.
Hal itu, kata Epen, membuat warga terpancing dan akhirnya melakukan pengadangan.
“Saya kira kalau dari Polsek Amahai yang sendiri datang melakukan penangkapan mungkin tidak ada hal (bentrok) seperti ini. Ini di-back-up oleh Brimob dengan senjata lengkap, ada mobil baracuda jadi semua lengkap,” ungkapnya.
“Kita sesalkan mereka (polisi) melakukan penembakan ke ibu-ibu, itu mereka tembak sembarangan,” ujarnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.