Dalam hidup, tak ada yang lebih menyedihkan daripada kehilangan mimpi dan harapan.
Perasaan semacam itu agaknya pernah dialami oleh Sukanti, warga Desa Campakoah, Kecamatan Mrebet, Purbalingga.
Tak pernah terlintas dalam benaknya untuk menjadi janda di usia muda, 35 tahun.
Suaminya, Misno, meninggal setelah jatuh dari pohon kelapa saat menyadap nira pada 15 April 2021 lalu.
“Lima tulang rusuk suami saya patah terus ada yang menusuk paru-paru,” cerita dia.
Dengan luka separah itu, empat jam setelah kejadian, Misno menghembuskan napas terakhirnya.
Mengetahui suaminya tutup usia, langit seperti runtuh menimpa bahu Sukanti.
Bagaimana dia bisa bertahan menghidupi dua putra mereka tanpa Misno di sisinya.
“Saya bingung, selama ini saya cuma membantu suami bikin gula. Tidak punya usaha, tidak punya pengalaman kerja,” ujar dia.
Sukanti tak bisa membendung kesedihan ketika mengenang masa-masa sulit itu.
Air matanya mengalir saat dirinya bercerita tentang sebuah keajaiban yang datang setelahnya.
Selang beberapa hari, juragan gula tempat Misno menyetor hasil sadapan nira datang ke rumahnya.
Secercah harapan terbit tatkala juragan meminta sejumlah berkas mendiang Misno untuk keperluan asuransi.
“Saya juga kaget, katanya suami saya sebelumnya pernah didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, padahal suami saya kan bukan pegawai kantoran,” ujar dia.
Tepat bulan September, pihak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kabupaten Purbalingga mengetuk pintu rumah Sukanti.
Baca juga: Kurangi Risiko Kecelakaan, Penderes Nira di Desa Ini Modifikasi Alat Panjat Tebing
Rupanya, berkas pegajuan klaim Jaminan Kematian (JKM) almarhum Misno disetujui.
Ahli waris berhak menerima uang tunai sebesar Rp 72 juta untuk santunan kematian, biaya pemakaman dan santunan berkala.
Dari uang itu, Sukanti akhirnya memiliki modal untuk membuka warung kecil dan kios pulsa.
Tak berhenti sampai di situ, BPJS Ketenagakerjaan juga memastikan beasiswa untuk kedua putra Sukanti hingga kelak lulus perguruan tinggi.
“Saya bersyukur anak-anak bisa sekolah, saya yakin suami saya tersenyum dari alam sana,” ucap Sukanti sembari menyapu air mata.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.