Bakat sejak kecil
Muhammad Saiful Arifin, ayah Runa, mengatakan, bakat anaknya sudah terlihat sejak masih kecil. Saat berusia tiga tahun, Runa sudah suka menggambar.
Saiful dan istrinya terus mengembangkan bakat anaknya itu. Pada usia enam tahun, Runa dimasukkan ke Sanggar Daun arahan Arik S Wartono.
"Sejak umur tiga tahun itu sudah suka menggambar, apa mungkin karena ibunya suka gambar arsitek, kemudian Runa ikut-ikutan," kata Saiful.
Ibunda Runa, Ganinda Angga, menambahkan, bakat menggambar anaknya makin terasah saat bergabung dengan Sanggar Daun. Runa pun semakin tajam mengekspresikan ide lewat karya yang dihasilkan.
"Termasuk karya seni instalasi ini. Kan kemarin itu ceritanya kami ajak jalan-jalan ke pantai, rupanya Runa lihat banyak sampah di situ dan kemudian buat karya ini," ucap Ganinda.
Sebagai ibu, Ganinda memang mendukung apa yang digemari oleh anaknya selama hal tersebut positif. Terlebih Ganinda melihat bahwa anak sulungnya tersebut tidak hanya memiliki bakat melukis, tetapi juga peka dengan kondisi sekitar.
"Runa juga senang baca National Geographic, mungkin itu juga yang kemudian memengaruhi pikirannya. Apalagi kita juga kan tahu, bagaimana bahayanya sampah plastik bagi alam bila dibuang sembarangan," tutur Ganinda.
Dalam lukisan-lukisan yang dihasilkan Runa sebelumnya, juga banyak yang memperlihatkan mengenai pemandangan keindahan alam.
Baca juga: Kasus Dugaan Pembunuhan Seorang Ibu di Gresik, Polisi: Pelaku Bukan Orang Jauh...
Tanggapan kurator
Pimpinan Sanggar Daun, Arik S Wartono, mengatakan, karya seni instalasi Laut Palsu mili Runa menggambarkan imajinasi tentang petualangan mencari harta karun bajak laut.
Arik menilai, Runa secara cerdik mampu mengambil sudut pandang dalam peta logika yang sulit untuk disanggah atau dibantah.
"Bahkan ketika saya tanya dia hanya menjawab enteng, ya memang palsu. Kalau mau yang asli ya pergi saja ke laut beneran, begitu jawabnya, simpel," kata Arik.
Namun, di balik jawaban enteng khas seorang bocah, Arik melihat kreativitas Runa cukup berbeda dari kebanyakan anak seusianya.
"Kreativitas Runa yang menonjol ini membuatnya terus melakukan eksplorasi. Runa tampaknya juga begitu menikmati permainan warna, yang tidak mengenal kata ragu," tutur Arik.
Selain hasil karya seni instalasi dan lukisan milik Runa, pameran itu juga menampilkan beberapa lukisan hasil karya anak didik Sanggar Daun yang lain.
Agenda ini merupakan rangkaian pameran seni rupa perayaan 17 tahun Sanggar Daun dan Biennale Jawa Timur IX yang digelar hingga 11 Desember 2021.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.