Salin Artikel

Cerita Bocah 9 Tahun Buat Karya Seni Instalasi dari Barang Bekas, Berawal Kesedihan Lihat Sampah di Laut

Karya seni instalasi itu dipajang di salah satu mal di Gresik. Bocah yang akrab disapa Runa itu mengatakan, karya seni itu dibuat karena kesedihannya melihat masyarakat tidak peduli dengan kebersihan dan lingkungan.

Runa menyayangkan, masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan akhirnya mengotori lautan.

"Sedih aja lihat banyak sampah di laut, saat diajak ayah dan ibu jalan-jalan di pantai yang ada di Surabaya dan Madura," ujar Runa saat pembukaan pameran, Minggu (28/11/2021) sore.

Melihat sampah yang berada di sejumlah pantai di Jatim, Runa lalu membuat karya seni instalasi pada ruang berukuran panjang 2,5 meter, lebar 0,95 meter, dan tinggi 2 meter.

Bahan yang digunakan membuat karya seni itu merupakan barang bekas yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

"Pakai barang bekas. Ada kardus, tusuk sate, plastik slontongan tangan, koran bekas, yang saya anggap itu sebagai sampah," kata Runa.

Menurut Runa, karya seni instalasi ini merupakan edisi pertama. Sebelumnya, anak pasangan Muhammad Saiful Arifin dan Ganinda Anggaini lebih banyak berkutat di seni lukis.

Terkait karya seni yang dibuatnya, Runa bahkan telah mendapatkan 14 penghargaan, dua di antaranya penghargaan nasional.

Dalam karya seni instalasi yang diberi nama Laut Palsu itu, Runa menggambarkan potret bawah laut yang indah, lengkap dengan hewan dan tumbuhan air. Juga terdapat peti harta karun, kapal, dan penyelam.

Ada pula lukisan acrylic or canvas berbingkai hitam yang di tempatkan pada sisi kanan dan kiri sketsel, yang menunjang pemandangan menjadi indah. Selain itu, ada dua penyelam yang terbuat dari boneka dihias plastik slontongan tangan, origami kapal dari kertas lipat, dengan panel belakang dipenuhi hewan dan tumbuhan air.

"Buatnya enggak terlalu susah juga, apa yang ada dipikiran ya saya buat. Butuh waktu satu minggu untuk membuatnya," kata Runa.

Siswi kelas 4 SDIT At Taqwa Wiyung, Surabaya, ini mengaku puas, karena telah mengekspresikan idenya dalam bentuk karya seni. Terlebih, hasil karya seni instalasi ini merupakan yang pertama dibuat olehnya.

"Jangan buang sampah sembarangan, supaya lautnya bisa tetap indah," ucap Runa mengenai pesan yang terkandung dalam seni karya yang dibuatnya.


Bakat sejak kecil

Muhammad Saiful Arifin, ayah Runa, mengatakan, bakat anaknya sudah terlihat sejak masih kecil. Saat berusia tiga tahun, Runa sudah suka menggambar.

Saiful dan istrinya terus mengembangkan bakat anaknya itu. Pada usia enam tahun, Runa dimasukkan ke Sanggar Daun arahan Arik S Wartono.

"Sejak umur tiga tahun itu sudah suka menggambar, apa mungkin karena ibunya suka gambar arsitek, kemudian Runa ikut-ikutan," kata Saiful.

Ibunda Runa, Ganinda Angga, menambahkan, bakat menggambar anaknya makin terasah saat bergabung dengan Sanggar Daun. Runa pun semakin tajam mengekspresikan ide lewat karya yang dihasilkan.

"Termasuk karya seni instalasi ini. Kan kemarin itu ceritanya kami ajak jalan-jalan ke pantai, rupanya Runa lihat banyak sampah di situ dan kemudian buat karya ini," ucap Ganinda.

"Runa juga senang baca National Geographic, mungkin itu juga yang kemudian memengaruhi pikirannya. Apalagi kita juga kan tahu, bagaimana bahayanya sampah plastik bagi alam bila dibuang sembarangan," tutur Ganinda.

Dalam lukisan-lukisan yang dihasilkan Runa sebelumnya, juga banyak yang memperlihatkan mengenai pemandangan keindahan alam.

Tanggapan kurator

Pimpinan Sanggar Daun, Arik S Wartono, mengatakan, karya seni instalasi Laut Palsu mili Runa menggambarkan imajinasi tentang petualangan mencari harta karun bajak laut.

Arik menilai, Runa secara cerdik mampu mengambil sudut pandang dalam peta logika yang sulit untuk disanggah atau dibantah.

"Bahkan ketika saya tanya dia hanya menjawab enteng, ya memang palsu. Kalau mau yang asli ya pergi saja ke laut beneran, begitu jawabnya, simpel," kata Arik.

Namun, di balik jawaban enteng khas seorang bocah, Arik melihat kreativitas Runa cukup berbeda dari kebanyakan anak seusianya.

"Kreativitas Runa yang menonjol ini membuatnya terus melakukan eksplorasi. Runa tampaknya juga begitu menikmati permainan warna, yang tidak mengenal kata ragu," tutur Arik.

Selain hasil karya seni instalasi dan lukisan milik Runa, pameran itu juga menampilkan beberapa lukisan hasil karya anak didik Sanggar Daun yang lain.

Agenda ini merupakan rangkaian pameran seni rupa perayaan 17 tahun Sanggar Daun dan Biennale Jawa Timur IX yang digelar hingga 11 Desember 2021.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/29/063935378/cerita-bocah-9-tahun-buat-karya-seni-instalasi-dari-barang-bekas-berawal

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke