Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2021, 10:10 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

Tugas mulia

Basri dan petani lainnya semakin yakin bahwa upaya pelindungan maleo di Batumanangis merupakan tugas mulia.

Mereka mendapat mandat dari leluhur bangsa Bolango, dan akan melaksanakan dengan sepenuh hati.

Para petani ini paham bagaimana harus berbagi ruang sesama makhluk ciptaan Tuhan, dengan cara ini rezeki dari Tuhan berlimpah melalui air nira pohon aren yang terus mengalir, cengkeh dan kemiri yang berbuah lebat, kelapa yang subur, dan tanaman berumur pendek lainnya menghasilkan buah.

Sejak mimpi itu, Basri dan para petani aren lainnya semakin yakin menjaga kelestarian burung maleo merupakan tugas yang harus diemban anak bangsa yang mendiami kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Baca juga: Kisah Para Pelestari Maleo, Burung Endemik Sulawesi yang Terancam Punah

 

Daerah ini dikenal sebagai kawasan terakhir yang didiami suku bangsa Bolango, suku pengembara yang diduga berasal dari wilayah timur.

Para petani telah bersepakat untuk tidak menggarap bagian ladang yang menjadi tempat maleo bertelur.

Mereka membiarkan tempat ini tumbuh alami, mengikhlaskan sebagai tempat berkembangbiaknya maleo, burung kesayangan leluhur mereka, Bangsa Bolango.

Batumanangis masuk dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang kewenangannya berada di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Wilayah 2 Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) - Bolaang Mongondow Timur (Boltim).

Lokasi ini menjadi bagian dari lanskap yang utuh, tersambung dengan kawasan konservasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Konektivitas hutan taman nasional dengan wilayah HPT ini menjadi koridor utuh yang memberi ruang hidup bagi burung maleo untuk meletakkan telur-telurnya di tempat yang diinginkan, wilayah yang memiliki panas bumi.

Kepada panas bumi inilah burung ini menyerahkan telurnya untuk ditetaskan.

Di Batumanangis ini dijumpai pasangan maleo yang datang untuk bertelur. Burung-burung ini bergantian menggali tanah dengan kaki besarnya yang kuat, mencakari tanah yang hangat di antara bongkahan batu karang.

Tidak jauh dari lokasi ini terdapat mata air panas yang terus mengalir.

Sejak tahun 2018, Basri dan petani aren lainnya bersepakat untuk melestarikan burung endemik Pulau Sulawesi ini. Burung berwarna putih di bagian bawah dan hitam di bagian punggung ini banyak dijumpai saat para petani berangkat ke kebun.

“Setiap hari kami mendapatkan 1-2 butir, lalu kami pindahkan ke hatchery, belum banyak. Namun kami lakukan dengan rasa sayang, ini amanat dari para leluhur kami,” tutur Basri.

Di sela aktvitasnya sebagai petani mengolah ladang, Basri setiap pagi memeriksa lubang peneluran, menggali tanah untuk mencari telur maleo.

Telur yang didapat akan dipindahkan ke hatchery darurat yang dibuatnya. Posisi meletakkan telur ini harus sama dengan saat ia menemukan.

Di dalam hatchery ini telur maleo aman dari incaran biawak, bahkan saat menetas dan keluar dari dalam tanah anak maleo tetap terlindungi sebelum dilepasliarkan ke hutan.

Kesetiaanya pada maleo ini juga mengantarkannya berkenalan dengan para peneliti, ia pernah menemani tamu dari Malaysia yang melakukan riset burung gosong (Megapodius cumingii).

Basri dianggap memiliki kemampuan mengelola pelestarian jenis burung ini, setidaknya ia sukses menetaskan 32 butir telur burung gosong.

“Masa menetasnya sama dengan maleo, sekitar 65 hari,” tutur Basri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com