Dia menyebutkan, selain dua arca dan batu Yoni, tim ekskavasi juga menemukan fragmen keramik dari China pada masa Dinasti Song dan Yuan.
Menurut Vidi, penemuan fragmen keramik dan sejumlah mata uang, menggambarkan bahwa tempat pemujaan itu dulunya cukup intens digunakan.
Selama ekskavasi, ungkap dia, ditemukan mata uang hhina, mata uang dari Belanda, serta mata uang Sen.
Vidi menjelaskan, pihaknya masih belum bisa menentukan interpretasi utuh terhadap Candi Hindu yang ditemukan di Situs Pandegong.
Pihaknya masih kesulitan merumuskan interpretasi utuh karena minimnya data pendukung, serta belum ditemukannya naskah ataupun prasasti.
"Data-data lain terkait tulisan, prasasti, atau data yang sifatnya toponik, sejauh ini belum kita dapatkan," ujar dia
Demikian pula dengan interpretasi terhadap masa pembangunan Candi yang masih memerlukan kajian lanjutan dengan dukungan data yang cukup.
"Untuk pembabakan zaman kita belum bisa berbicara lebih jauh, ini masih kita dalami," kata Vidi.
Baca juga: PTM Penuh di Jombang Dijadwalkan Januari 2022, Ini Alasannya
Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Iswahyudi Hidayat mengungkapkan, ekskavasi Situs Pandegong baru mencapai 70 persen.
Ekskavasi akan dilanjutkan pada tahun 2022 dengan target menyingkap keseluruhan lapisan tanah untuk menampakkan bangunan secara utuh.
"Nanti kami koordinasikan lagi dengan BPCB. Kami rencanakan tahun depan dilanjutkan ekskavasi," kata Iswahyudi.
Terkait arca nandiswara dan arca mahakala yang ditemukan selama ekskavasi, Iswahyudi menyebut akan disiarkan oleh Pemerintah Desa Menganto.
Baca juga: Arca Nandiswara Ditemukan Saat Ekskavasi Situs Pandegong di Jombang