"Saya hanya membantu. Kalau ada yang memberi tentu terima kasih, tidak dipaksa," kata Fadli.
Salah seorang sopir truk, Suryadi (39) mengaku sangat terbantu dengan adanya pengatur kendaraan di tikungan Sitinjau Lauik.
"Sangat berguna dan sangat membantu sekali. Kita kan tidak dapat melihat kendaraan yang datang berlawanan arah. Kalau sudah terlanjur maju, nanti kan repot, bisa tabrakan," kata Suryadi yang ditemui di kawasan Sitinjau Lauik saat beristirahat.
Suryadi menilai wajar saja sopir memberikan uang tip kepada pengatur jalan tersebut.
Menurutnya, uang yang diberikan tak perlu dipersoalkan karena bantuan para pemuda jauh lebih besar dibanding uang yang diberikan.
Selain itu, para pemuda tidak pernah memaksa sopir untuk memberikan uang tip.
Suryadi tidak dapat membayangkan jika tidak ada pengatur kendaraan di tikungan angker tersebut.
"Bisa terjadi kekacauan dan hampir pasti kecelakaan. Makanya, pengatur jalan itu sangat membantu," kata Suryadi.
Tanjakan Sitinjau Lauik terkenal sangat angker bagi para sopir truk, bus, maupun kendaraan pribadi yang sering melintas.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat, sepanjang tahun 2020, ada 36 kecelakaan maut terjadi di lokasi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.