Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menantang Maut demi Bantu Para Sopir Lewati Tanjakan Angker Sitinjau Lauik

Kompas.com - 20/11/2021, 06:00 WIB
Perdana Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

 

Misalnya, kendaraan yang datang dari arah Solok diminta berhenti dan memberi kesempatan kepada kendaraan dari arah Padang untuk melewati tanjakan.

Namun, karena tidak mau diatur, mereka tetap melaju.

Tentu saja hal itu membuat kendaraan yang datang dari arah Padang secara otomatis mengambil jalur kanan agar bisa melewati tikungan dan akhirnya berpotensi bertabrakan dengan kendaraan dari arah Solok.

Tak mau mengalah

Fadli mengatakan, dua kendaraan berukuran besar dan panjang tidak bisa sekaligus melewati tikungan tersebut.

Hal ini karena kendaraan besar yang datang dari arah Padang harus mengambil jalur kanan agar bisa lolos dari tikungan dengan kemiringan hampir 45 derajat itu dan ditambah dengan tanjakan yang tinggi.

"Jadi untuk mengaturnya, maka kendaraan yang naik dari arah Padang jadi prioritas. Kendaraan dari arah Solok harus mengalah dan berhenti untuk memberi kesempatan kepada kendaraan dari arah Padang," kata Fadli.

Jika kendaraan dari arah Solok tidak mau mengalah dengan berhenti di lokasi dekat rambu-rambu, maka hampir dipastikan terjadi tabrakan.

Menurut Fadli, mereka yang tidak mau mengalah itu mayoritas sopir yang tidak mengenal medan dan menganggap jalur kanan adalah jalur dia.

 

Pagi dan sore padat

Menurut Fadli, ada waktu-waktu tertentu Sitinjau Lauik padat dilewati kendaraan.

Biasanya jam 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Kemudian sore pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Jika sudah padat, tentu pengaturan jalan akan semakin sibuk.

Kemudian, jika malam hari, pengatur jalan harus menggunakan senter sebagai alat bantu.

"Kita kerja juga sampai malam dan bahkan dini hari. Maklum, jika tidak dibantu bisa terjadi kecelakaan," kata Fadli.

Fadli mengatakan pengatur jalan Sitinjau Lauik sudah ada sejak tahun 1985 atau saat jalan Sitinjau Lauik belum selebar saat ini.

"Saya ini sudah generasi entah ke berapa. Saya belum lahir sudah ada pengatur jalan ini. Kata abang-abang saya, sudah sejak 1985 lah," kata Fadli.

Tip sukarela

Fadli mengaku mendapatkan uang tip dari sopir kendaraan dari pekerjaannya mengatur kendaraan yang berseliweran di Sitinjau Luik.

Jika sopir tak memberikan, tak ada masalah karena setiap uang diberikan secara sukarela dan tanpa paksaan.

Uang yang dikasih sopir itu tidak banyak, hanya Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Namun, jika dikumpulkan, jumlahnya bisa lumayan.

Apalagi jika lalu lintas padat, dalam satu jam mereka bisa medapatkan Rp 50.000.

Uang tip yang didapat dari sopir juga diberikan ke organisasi pemuda setempat.

"Hanya separuh untuk kita, separuh lagi untuk organisasi pemuda. Untuk kegiatan pemuda, untuk kita-kita juga," kata Fadli.

Pekerjaan berbahaya

Ada belasan orang yang menjadi pengatur kendaraan di Sitinjau Lauik. Biasanya merek dibagi per jam.

Namun, pengaturan itu tidak kaku. Jika ada yang merasa lelah bisa segera diganti.

Dia menyebut, menjadi pengatur kendaraan memiliki bahaya tersendiri karena berdiri di tengah jalan di tikungan maut.

Itu mengapa Fadli menganggap pekerjaan yang dilakukannya adalah mulia karena membantu orang melewati tikungan angker tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Duga Pelaku Orang Terdekat

Temuan Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Duga Pelaku Orang Terdekat

Regional
'Usai Mayat Majikan Berhasil Dievakuasi, Anjingnya Juga Ikut Mati'

"Usai Mayat Majikan Berhasil Dievakuasi, Anjingnya Juga Ikut Mati"

Regional
Lagi, Seorang Petani di Brebes Tewas Diduga Karena Tabrak Lari

Lagi, Seorang Petani di Brebes Tewas Diduga Karena Tabrak Lari

Regional
4.500 Kader Semarakkan Jambore PKK Tingkat Kota Pekanbaru, Tampilkan Inovasi Kartini Masa Kini

4.500 Kader Semarakkan Jambore PKK Tingkat Kota Pekanbaru, Tampilkan Inovasi Kartini Masa Kini

Regional
Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Dua Truk Tabrakan di Jalan Lintas Sumatera akibat Jalan Berlubang

Regional
9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

9 Wisatawan di Gunungkidul Tersengat Ubur-ubur yang Mendadak Muncul

Regional
Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Mengenal NBDI, Madrasah Peradaban Perempuan Hebat Sasak

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com