Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menantang Maut demi Bantu Para Sopir Lewati Tanjakan Angker Sitinjau Lauik

Kompas.com - 20/11/2021, 06:00 WIB
Perdana Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Seorang pemuda dengan tubuh berkeringat terlihat sibuk mengatur kendaraan yang melintas di tanjakan Sitinjau Lauik, Sumatera Barat.

"Stop, stop. Tahan, jangan jalan dulu. Ya, silakan maju, Bang. Cepat, cepat...," kata pemuda itu dengan suara keras sambil memberi aba-aba dengan tangannya.

Baca juga: Sehari Menjadi YouTuber di Tanjakan Maut Sitinjau Lauik, Meleng Sedikit Bisa Digilas Truk

Meski terik matahari membakar tubuhnya, pemuda ini terlihat masih bersemangat mengatur kendaraan yang melintasi tanjakan maut tersebut.

Baca juga: Kisah Suhendra, Tinggalkan Pekerjaan demi Jadi YouTuber Jalur Maut Sitinjau Lauik, Kini Raup Belasan Juta Rupiah

Sesekali terlihat pemuda bernama Fadli (19) itu menerima uang Rp 1.000 dan Rp 2.000 dari sopir kendaraan yang melintas sebagai rasa terima kasih.

Baca juga: Viral, Video Remaja 15 Tahun Taklukkan Sitinjau Lauik, Lincah Bawa Truk Roda 10 Bermuatan 22 Ton

Fadli bercerita, dia sudah hampir lima jam berdiri di tengah jalan mengatur lalu lintas kendaraan.

"Sudah lima jam, Bang. Sekarang saatnya ganti shif dengan kawan lain," kata Fadli kepada Kompas.com, saat ditemui di kawasan Sitinjau Lauik, Selasa (16/11/2021).

Fadli sudah setahun lebih bekerja mengatur kendaraan di Sitinjau Lauik. Pekerjaan ini dilakukannya setelah tamat SMA.

Fadli memilih bergabung dengan pemuda-pemuda yang ada di kawasan Sitinjau Lauik karena saat ini masih menganggur.

Awalnya, hanya lihat-lihat saja, sambil nongkrong di di lokasi. Lama-lama, Fadli akhirnya diminta membantu untuk mengatur kendaraan di jalan.

Namun, untuk mengatur kendaraan melewati di Sitinjau Lauik tak mudah. Para pengatur lalu lintas mesti paham medan.

"Ini yang harus diketahui. Kendaraan yang datang dari arah Padang itu jadi prioritas karena mendaki dan melewati tikungan tajam. Apalagi kalau bermuatan berat. Makanya, kendaraan dari Solok harus mengalah dan berhenti di atas. Ini yang kita atur," kata Fadli.

Sudah diatur, tapi masih ada yang bandel

Fadli mengatakan, kendati sudah diatur, para pengendara di Sitinjau Lauik ternyata masih juga ada yang membandel.

 

Misalnya, kendaraan yang datang dari arah Solok diminta berhenti dan memberi kesempatan kepada kendaraan dari arah Padang untuk melewati tanjakan.

Mitsubishi Xpander melintas tanjakan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat.Youtube Sitinjau Lauik Truk Video Mitsubishi Xpander melintas tanjakan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat.

Namun, karena tidak mau diatur, mereka tetap melaju.

Tentu saja hal itu membuat kendaraan yang datang dari arah Padang secara otomatis mengambil jalur kanan agar bisa melewati tikungan dan akhirnya berpotensi bertabrakan dengan kendaraan dari arah Solok.

Tak mau mengalah

Fadli mengatakan, dua kendaraan berukuran besar dan panjang tidak bisa sekaligus melewati tikungan tersebut.

Hal ini karena kendaraan besar yang datang dari arah Padang harus mengambil jalur kanan agar bisa lolos dari tikungan dengan kemiringan hampir 45 derajat itu dan ditambah dengan tanjakan yang tinggi.

"Jadi untuk mengaturnya, maka kendaraan yang naik dari arah Padang jadi prioritas. Kendaraan dari arah Solok harus mengalah dan berhenti untuk memberi kesempatan kepada kendaraan dari arah Padang," kata Fadli.

Jika kendaraan dari arah Solok tidak mau mengalah dengan berhenti di lokasi dekat rambu-rambu, maka hampir dipastikan terjadi tabrakan.

Menurut Fadli, mereka yang tidak mau mengalah itu mayoritas sopir yang tidak mengenal medan dan menganggap jalur kanan adalah jalur dia.

 

Pagi dan sore padat

Menurut Fadli, ada waktu-waktu tertentu Sitinjau Lauik padat dilewati kendaraan.

Biasanya jam 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Kemudian sore pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Jika sudah padat, tentu pengaturan jalan akan semakin sibuk.

Kemudian, jika malam hari, pengatur jalan harus menggunakan senter sebagai alat bantu.

"Kita kerja juga sampai malam dan bahkan dini hari. Maklum, jika tidak dibantu bisa terjadi kecelakaan," kata Fadli.

Fadli mengatakan pengatur jalan Sitinjau Lauik sudah ada sejak tahun 1985 atau saat jalan Sitinjau Lauik belum selebar saat ini.

"Saya ini sudah generasi entah ke berapa. Saya belum lahir sudah ada pengatur jalan ini. Kata abang-abang saya, sudah sejak 1985 lah," kata Fadli.

Tip sukarela

Fadli mengaku mendapatkan uang tip dari sopir kendaraan dari pekerjaannya mengatur kendaraan yang berseliweran di Sitinjau Luik.

Jika sopir tak memberikan, tak ada masalah karena setiap uang diberikan secara sukarela dan tanpa paksaan.

Uang yang dikasih sopir itu tidak banyak, hanya Rp 1.000 hingga Rp 2.000. Namun, jika dikumpulkan, jumlahnya bisa lumayan.

Apalagi jika lalu lintas padat, dalam satu jam mereka bisa medapatkan Rp 50.000.

Uang tip yang didapat dari sopir juga diberikan ke organisasi pemuda setempat.

"Hanya separuh untuk kita, separuh lagi untuk organisasi pemuda. Untuk kegiatan pemuda, untuk kita-kita juga," kata Fadli.

Pekerjaan berbahaya

Ada belasan orang yang menjadi pengatur kendaraan di Sitinjau Lauik. Biasanya merek dibagi per jam.

Namun, pengaturan itu tidak kaku. Jika ada yang merasa lelah bisa segera diganti.

Dia menyebut, menjadi pengatur kendaraan memiliki bahaya tersendiri karena berdiri di tengah jalan di tikungan maut.

Itu mengapa Fadli menganggap pekerjaan yang dilakukannya adalah mulia karena membantu orang melewati tikungan angker tersebut.

 

"Saya hanya membantu. Kalau ada yang memberi tentu terima kasih, tidak dipaksa," kata Fadli.

Sangat Terbantu

Salah seorang sopir truk, Suryadi (39) mengaku sangat terbantu dengan adanya pengatur kendaraan di tikungan Sitinjau Lauik.

"Sangat berguna dan sangat membantu sekali. Kita kan tidak dapat melihat kendaraan yang datang berlawanan arah. Kalau sudah terlanjur maju, nanti kan repot, bisa tabrakan," kata Suryadi yang ditemui di kawasan Sitinjau Lauik saat beristirahat.

Suryadi menilai wajar saja sopir memberikan uang tip kepada pengatur jalan tersebut.

Menurutnya, uang yang diberikan tak perlu dipersoalkan karena bantuan para pemuda jauh lebih besar dibanding uang yang diberikan.

Selain itu, para pemuda tidak pernah memaksa sopir untuk memberikan uang tip.

Suryadi tidak dapat membayangkan jika tidak ada pengatur kendaraan di tikungan angker tersebut.

"Bisa terjadi kekacauan dan hampir pasti kecelakaan. Makanya, pengatur jalan itu sangat membantu," kata Suryadi.

Tanjakan Sitinjau Lauik terkenal sangat angker bagi para sopir truk, bus, maupun kendaraan pribadi yang sering melintas.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat, sepanjang tahun 2020, ada 36 kecelakaan maut terjadi di lokasi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com