BLITAR, KOMPAS.com - Warga Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur melakukan aksi tanam pohon pisang di jalan yang rusak di wilayah mereka.
Selain pohon pisang yang ditancapkan di titik-titik yang berlubang itu, terdapat batu nisan yang sengaja diletakkan warga Dusun Betek, Desa Rejoso untuk menarik perhatian.
Pada batu nisan itu tertulis kalimat "Turut Berduka Cita Atas Rusaknya Jalan Rejoso."
"Sudah empat tahun jalan di desa kami rusak setelah ada pabrik gula RMI (PT Rejoso Manis Indonesia). Setiap musim hujan tambah parah," kata salah satu warga Betek, Purwanto, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: Dalam 2 Pekan, Pemkab Blitar Suntikkan 30.000 Dosis Vaksin Pfizer kepada Warga
Inisiatif warga meletakkan batu nisan di jalan yang rusak, kata Purwanto, merupakan bentuk protes atas kerusakan parah yang terus terjadi di jalan sepanjang tujuh kilometer dari jalan nasional Blitar-Malang hingga lokasi pabrik PT RMI di Desa Rejoso.
Menurut Purwanto, kerusakan jalan itu juga membahayakan keselamatan warga yang melintas di jalur itu.
"Sudah terlalu banyak kecelakaan lalu lintas di sepanjang jalur ini. Banyak sekali yang meninggal. Tapi karena lokasinya jauh dari kota maka tidak pernah diliput media," ujarnya.
Baca juga: Terkendala Pandemi, Wali Kota Blitar Tetap Optimistis Museum Peta Supriyadi Selesai 2024
Kata Purwanto, jalan sepanjang tujuh kilometer itu melintas di tiga desa yaitu Desa Rejoso, Desa Jajakan, dan Desa Ngembul itu.
Purwanto mengklaim aksi tanam pohon pisang di sepanjang jalan itu sudah sering dilakukan warga dari desa yang berada sekitar 30 kilometer arah tenggara dari Kota Blitar itu.
Dikonfirmasi melalui telepon, Kepala Desa Rejoso Wawan Aprilianto membenarkan aksi yang dilakukan warganya.
"Memang benar. Sudah dua hari ini aksinya," kata Wawan kepada Kompas.com.
Baca juga: TKW asal Blitar Meninggal di Taiwan 2 Bulan Lalu, Keluarga Belum Dapat Kepastian Pemulangan Jenazah
"Yah, begitulah kondisinya. Jalan yang dari wilayah Brongkos sampai ke Rejoso sudah hancur," ujarnya.
Menurutnya, jalan nasional di sisi utara menuju ke pabrik PT RMI kelas jalannya III-C yang seharusnya hanya boleh dilalui kendaraan dengan beban kurang dari lima ton.
Kenyataannya, selama empat tahun sejak pabrik gula PT RMI berdiri, jalan itu dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar dengan beban muatan puluhan ton.
Baca juga: Bangun Museum Peta, Pemkot Blitar Targetkan Relokasi 3 Sekolah Rampung 2023
Wawan mengatakan, bukan hanya truk pengangkut tebu yang melintas tapi juga kendaraan besar yang membawa batu bara untuk digunakan sebagai bahan bakar di pabrik tersebut.
Menurut Wawan, sebenarnya PT RMI selama ini telah menunjukkan kepeduliannya pada keluhan warga dalam bentuk pengurukan bagian-bagian jalan yang berlubang.
"Termasuk hari ini, sekarang ini proses pengurukan sedang berlangsung oleh PT RMI. Tapi pasti tidak bertahan lama, apalagi musim hujan," ujarnya.
Wawan mengaku heran karena pemerintah Kabupaten Blitar seperti tidak peduli pada persoalan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.