KOMPAS.com- Senyum tak henti-hentinya mengembang di wajah Dapiel Bayage, seorang atlet para-atletik peraih medali emas dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua.
Pria kelahiran Kampung Silakma, Distrik Gigma, Yahukimo, Papua itu memenangi nomor lompat tinggi T42 di ajang tersebut.
Baca juga: Papua Juara Umum Peparnas, Lukas Enembe Juga Puji Atlet Daerah Lain
Bahkan Dapiel memecahkan rekor nasional di nomor lompat tinggi Peparnas Papua.
Dia mencatatkan lompatan setinggi 1,70 meter di Peparnas Papua.
Angka itu memperbaiki rekor sebelumnya dengan lompatan 1,65 meter yang dibukukan atas namanya sendiri di Peparnas XV Jabar.
Baca juga: Tutup Peparnas XVI, Jokowi: Kinerja Tuan Rumah Provinsi Papua Luar Biasa
Prestasi Dapiel ini bukan raihan pertama kali baginya.
Sebelumnya, Dapiel pernah mewakili Indonesia pada ASEAN Para Games 2017 di Malaysia dan membawa pulang satu medali emas.
Sedangkan Peparnas telah diikutinya selama tiga kali.
Yakni Peparnas 2012 di Riau. Saat itu dia meraih medali perak untuk lempar lembing dan medali perunggu untuk lompat jauh.
Baca juga: Buka Peparnas XVI Papua, Wapres: Ini adalah Ajang Mendobrak Batas Diri
Kemudian di Peparnas XV di Jawa Barat tahun 2016, Dapiel menggondol tiga medali.
"Lompat tinggi dapat emas, lempar lembing perak, sedangkan lompat auh dapat perunggu," kata dia.
Pada Peparnas Papua, Dapiel turun di nomor lompat tinggi dan mencatatkan rekor nasional.
Selepas Peparnas Papua, Dapiel telah dipanggil untuk menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) untuk persiapan menghadapi ASEAN Para Games 2022 di Vietnam.
"Dipanggil untuk Pelatnas ke ASEAN Para Games Vietnam tanggal 20 November nanti," katanya.
Baca juga: Jadwal Penutupan Peparnas Papua Dimajukan Jadi 13 November, Ini Penyebabnya
Perjalanan hidup Dapiel hingga menjadi atlet rupanya penuh liku-liku.
Dapiel terlahir dengan kaki bagian kiri lebih pendek dari kaki kanan atau kondisi proximal focal femoral dislocation (PFFD).
Tapi keadaan itu tak membuat Dapiel menyerah menjalani hidup.
Dapiel pun telah melakoni berbagai macam pekerjaan seperti menjadi tukang cuci piring hingga berjualan buku Teka-Teki Silang (TTS).
Sejak 2013 hingga kini, Dapiel bekerja sebagai petugas cleaning service di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jayapura.
Baca juga: Gubernur Papua: Peparnas adalah Panggung Kesetaraan...
LSM di tempatnya bekerja juga mendukung prestasinya di bidang olahraga.
Adapun karier Dapiel sebagai atlet dimulai sejak 2010.
Saat itu, Dapiel tak sengaja bertemu pelatih NPC yang memintanya berlatih untuk persiapan ajang olahraga difabel pelajar di Riau.
Hingga kini, Dapiel terus menorehkan prestasi. Dia telah mengantongi lima medali emas, dua perah dan satu medali perunggu selama perjalanannya.
Dapiel bahkan dipercaya menjadi salah satu dari lima atlet berprestasi asal Papua yang mengarak obor api ketika pembukaan Peparnas Papua pada 5 November 2021 lalu.
Sumber: Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.