Salin Artikel

Kisah Dapiel Bayage, Bekerja Cuci Piring hingga "Cleaning Service", Kini Pecahkan Rekor dan Raih Emas di Peparnas Papua

Pria kelahiran Kampung Silakma, Distrik Gigma, Yahukimo, Papua itu memenangi nomor lompat tinggi T42 di ajang tersebut.

Pecahkan rekor

Bahkan Dapiel memecahkan rekor nasional di nomor lompat tinggi Peparnas Papua.

Dia mencatatkan lompatan setinggi 1,70 meter di Peparnas Papua.

Angka itu memperbaiki rekor sebelumnya dengan lompatan 1,65 meter yang dibukukan atas namanya sendiri di Peparnas XV Jabar.

Catat berbagai macam prestasi

Prestasi Dapiel ini bukan raihan pertama kali baginya.

Sebelumnya, Dapiel pernah mewakili Indonesia pada ASEAN Para Games 2017 di Malaysia dan membawa pulang satu medali emas.

Sedangkan Peparnas telah diikutinya selama tiga kali.

Yakni Peparnas 2012 di Riau. Saat itu dia meraih medali perak untuk lempar lembing dan medali perunggu untuk lompat jauh.

Kemudian di Peparnas XV di Jawa Barat tahun 2016, Dapiel menggondol tiga medali.

"Lompat tinggi dapat emas, lempar lembing perak, sedangkan lompat auh dapat perunggu," kata dia.

Pada Peparnas Papua, Dapiel turun di nomor lompat tinggi dan mencatatkan rekor nasional.

Selepas Peparnas Papua, Dapiel telah dipanggil untuk menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) untuk persiapan menghadapi ASEAN Para Games 2022 di Vietnam.

"Dipanggil untuk Pelatnas ke ASEAN Para Games Vietnam tanggal 20 November nanti," katanya.


Bekerja menjadi "cleaning service"

Perjalanan hidup Dapiel hingga menjadi atlet rupanya penuh liku-liku.

Dapiel terlahir dengan kaki bagian kiri lebih pendek dari kaki kanan atau kondisi proximal focal femoral dislocation (PFFD).

Tapi keadaan itu tak membuat Dapiel menyerah menjalani hidup.

Dapiel pun telah melakoni berbagai macam pekerjaan seperti menjadi tukang cuci piring hingga berjualan buku Teka-Teki Silang (TTS).

Sejak 2013 hingga kini, Dapiel bekerja sebagai petugas cleaning service di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jayapura.

LSM di tempatnya bekerja juga mendukung prestasinya di bidang olahraga.

Adapun karier Dapiel sebagai atlet dimulai sejak 2010.

Saat itu, Dapiel tak sengaja bertemu pelatih NPC yang memintanya berlatih untuk persiapan ajang olahraga difabel pelajar di Riau.

Hingga kini, Dapiel terus menorehkan prestasi. Dia telah mengantongi lima medali emas, dua perah dan satu medali perunggu selama perjalanannya.

Dapiel bahkan dipercaya menjadi salah satu dari lima atlet berprestasi asal Papua yang mengarak obor api ketika pembukaan Peparnas Papua pada 5 November 2021 lalu.

Sumber: Antara

https://regional.kompas.com/read/2021/11/16/052809378/kisah-dapiel-bayage-bekerja-cuci-piring-hingga-cleaning-service-kini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke