Sanusi bercerita kliennya akan menyerahkan foto dengan nomor telepon di bagian belakang.
Jika ada yang tertarik dengan foto, maka Sanusi memintanya untuk menelepon dan mengundangnya untuk bertemu di rumah Sanusi.
"Kalau bisa saat itu juga ya lebih baik. Kalau tidak bisa ya lain waktu. Tapi saya selalu minta mereka bertemu di sini dengan saya saksikan," ujar dia..
Pengalamannya dalam perjodohan, memberi Sanusi cukup banyak pengalaman. Salah satunya tentang adanya siklus "musim kawin".
Kata Sanusi, manusia juga terikat pada siklus alami musim kawin yang datang pada musim penghujan.
Atas dasar itulah, Sanusi memaksakan diri membuka biro jodoh sejak 2,5 bulan lalu menjelang datangnya "musim kawin".
Sejak 2,5 bulan, Sanusi mengklaim telah menjodohkan 5 pasangan hingga akhirnya menikah.
Sanusi tak menampik bahwa "peran tradisional" sebagai pencari jodoh lambat laun mulai pudar.
Saat ini, orang dapat dengan mudah mencari jodoh menggunakan aplikasi yang ada di ponsel.
"Katanya orang sekarang bisa cari jodoh lewat HP," ujar Sanusi yang buta huruf itu.
Walau demikian masih ada beberapa orang yang mendatangi Sanusi untuk mencari jodoh. Saat ini ia masih menyimpan 7 foto yang terdiri dari 5 pria dan 2 perempuan.
"Dilihat dulu fotonya, kalau cocok balik fotonya. Di belakang ini ada nama dan nomor telepon pemilik foto," tutur Sanusi.
Sanusi bercerita sang istri meninggal 3 tahun lalu bersamaan dengan motor seken miliknya ditarik karena menunggak angsuran beberapa bulan.
"Sebenarnya sepeda motor mau saya lunasi dengan menjual beberapa pohon kayu keras di pekarangan, tapi keduluan menantu saya," tuturnya.
Ia bercerita suami dari anak perempuan semata wayangnya yang tidak memiliki penghasilan tetap.
Dua tahun lalu, anak perempuannya itu memutuskan pergi ke Hongkong untuk bekerja sebagai buruh migran, pembantu rumah tangga.
Di tengah situasi yang sulit itulah, dua atau tiga bulan lalu, Sanusi membulatkan tekad membuka biro jodoh di rumahnya yang kini ia tinggali seorang diri.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Priska Sari Pratiwi, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.