KOMPAS.com - Pulau Lombok menjadi sorotan setelah Sirkuit Mandalika dibangun di wilayah Indonesia bagian tengah. Tepatnya di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
Pulau Lombok memiliki banyak destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi, terutama pantai-pantai yang begitu indah.
Banyak yang mengira asal-usul nama Pulau Lombok berkaitan juga dengan cabai. Lombok adalah sebutan untuk “cabai” di berbagai daerah di Indonesia.
Perkiraan itu muncul mulai dari ada banyak cabai di sana atau beberapa kuliner dari Lombok yang terkenal pedas.
Ternyata, nama pulau itu tidak ada hubungannya dengan cabai.
Baca juga: Mengenal Kabupaten Lombok Tengah, Lokasi Sirkuit Mandalika yang Akan Diresmikan Jokowi Hari Ini
Dikutip dari Bobo.id, Sasak adalah sebutan untuk orang yang tinggal di Lombok.
Di Pulau Lombok, hampir 80 persen penduduknya adalah suku Sasak.
Nama ini sudah ada sejak zaman Majapahit dan tertulis dalam kitab Negara Kertagama yang berbunyi 'Lombok Sasak Mirah Adi'.
Kata lombok berarti lurus, sasak berarti orang Lombok, sedangkan mirah artinya permata.
Dan kata adi artinya kejayaan. Sehingga arti keseluruhan dari Lombok Sasak Mirah Adi adalah orang Lombok memiliki hati yang lurus untuk dijadikan permata kejayaan.
Baca juga: Mandalika, Legenda Sang Putri dan Kisah Mereka yang Bertahan di Sekitar Sirkuit MotoGp
Dikutip dari desasepit.web.id, di zaman Majapahit, Lombok menjadi salah satu sasaran Sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada yang menyebut Lombok dengan Tanah Sela, Sasak Adi, Sasak Mirah.
Ada yang berpendapat, Sasak berasal dari proses kedatangan awal manusia yang menjadi cikal bakal suku Sasak dengan rakit yang disebut Saksak.
Ada juga pendapat kata Sasak berasal dari gambaran keadaan Pulau Lombok yang ketika itu merupakan hutan belantara, terutama bambu yang sangat rapat dan sesak.
Baca juga: Desa Wisata Sesaot NTB, Jalur Geowisata Suku Sasak Kuno
Keberadaan hutan bambu ini memang masih digambarkan oleh Robert Wallace, seorang ilmuwan dari Inggris, dalam petualangannya yang juga melalui Lombok pada pertengahan abad XIX.
Sedangkan nama Lombok, ada pendapat yang mengambil dari bahasa Sasak yang berarti lurus sesuai pembawaan umum etnisnya yang polos meskipun terkesan terlalu dicari-cari.
Menurut Babad Lomboq, kerajaan tertua yang berkuasa di pulau ini bernama Kerajaan laeq.
Dalam bahasa Sasak, Laeq berarti waktu lampau. Namun, di Babad Suwung, disebutkan kerajaan tertua di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun oleh Raja Betara Indera.
Baca juga: Mengenal Tahapan dalam Tradisi Merariq Suku Sasak
Selain itu, tercatat ada beberapa kerajaan di Lombok, seperti Pejanggik, Langko, Bayang, Sokong Samarkaton, dan Selaparang.
Kerajaan Selaparang muncul pada dua periode. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit di tahun 1357.
Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam yang kekuasaannya berakhir tahun 1744 setelah ditaklukkan oleh pasukan gabungan Kerajaan Karangasem, Bali dan Arya Banjar Gelas, keluarga kerajaan yang berkhianat pada Selaparang.
Kekuasaan Bali memunculkan kultur Bali yang kuat, khususnya di sisi barat Lombok. Hal ini terlihat dari tarian dan peninggalan bangunan seperti Istana Cakranegara di Ampenan.
Pada tahun 1894, Lombok terbebas dari pengaruh Karangasem setelah ada campur tangan Hindia Belanda yang datang karena pemberontakan suku Sasak.
Sejak saat itu, Lombok pun di bawah kekuasaan Hindia Belanda. Setelah Jepang masuk Tanah Air sekitar 1942, Lombok otomatis berada di bawah kendali Jepang wilayah timur.
Usai Perang Dunia II, Lombok berada di di bawah Negara Indonesia Timur dan bergabung dengan NKRI pada tahun 1950.
Baca juga: 4 Hal Menarik dari Perempuan Suku Sasak
Yakni Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Lombok Utara.
Saat ini, Pulau Lombok dikenal sebagai salah satu destinasi wisata. Seperti halnya Bali, sebelum pandemi, Pulau Lombok menjadi rujukan wisatawan mancanegara.
Tercatat beberapa tempat wisata terkenal di Pulau Lombok, seperti Pantai Senggigi, Pantai Seger, Gili Twangan, Sembalun, tetebatu, Pantai Pink, hingga Pantai Kuta, Mandalika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.