Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma, Siswi Kelas 4 SD Korban Pemerkosaan Ayah Kandung Sempat Ingin Terjun ke Sumur

Kompas.com - 10/11/2021, 16:00 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Siswi kelas 4 Sekolah Dasar (SD) yang diduga menjadi korban pemerkosaan berkali-kali oleh ayah kandungnya sendiri di Kota Tegal, Jawa Tengah, sempat menyatakan keinginannya untuk bunuh diri.

Ibu korban, E (34) mengatakan, korban sempat mengutarakan hal itu kepada dirinya saat korban baru bangun tidur dan memimpikan pelaku.

"Bangun tidur dia nangis. Anak saya bilang mau bunuh diri. Pas saya tanya katanya mimpi bapaknya, terus dia malah bilang 'aku mati sajalah, mau njebur (terjun) ke sumur saja'," kata E, di Mapolres Tegal Kota, saat melaporkan pelaku M (34), Selasa (9/11/2021).

Baca juga: Anak Kelas 4 SD Diperkosa Ayah Kandung, Korban Diancam dengan Martil

Disampaikan E, keinginan anaknya untuk mengakhiri hidup juga pernah disampaikan korban ke neneknya.

"Pas saya ngobrol sama Mbahnya (neneknya), mbahnya bilang katanya anak saya bilang 'mbah, aku mau njebur sumur' (Nek, saya mau terjun ke sumur)," ungkap E.

Menurut E, anaknya tersebut sangat terganggu psikisnya hingga mengalami trauma. Ia pun terus berusaha menenangkan anaknya dan menjaganya dengan baik.

"Anak saya trauma. Saya juga tidak bolehkan dia keluar rumah. Saya takut bapaknya masih berkeliaran, sering nyari-nyari. Saya takutnya nanti dia diambil bapaknya," kata E.

E berharap suaminya tersebut bisa mendapatkan balasan setimpal akibat perbuatan bejatnya. Setelah dilaporkan ke polisi, ia berharap agar suaminya segera ditangkap.

Apalagi, keinginan lapor ke polisi juga disampaikan langsung oleh anaknya.

"Anak saya minta laporkan polisi aja Mah, Bapak," pungkasnya.

Kasatreskrim Polres Tegal Kota AKP Vonny F mengatakan, pihaknya telah mengamankan terduga pelaku setelah mendapatkan laporan pihak korban.

"Sudah kita amankan dari kemarin," kata Vonny saat dihubungi wartawan, Rabu (10/11/2021).

Baca juga: Cerita Bocah 3,5 Tahun Tewas di Tangan Ayah Kandung, Dipukul hingga Terhempas ke Dinding

Sebelumnya diberitakan, M (34) seorang pria di Kota Tegal, Jawa Tengah, diduga tega menyetubuhi anak kandungnya yang masih sekolah dasar (SD) hingga berulang kali.

Bahkan untuk memuluskan aksinya, pelaku sampai mengancam darah dagingnya dengan senjata tajam hingga martil.

Tak terima, ibu korban E (34) kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Tegal Kota, Selasa (9/11/2021).

Kuasa hukum korban Boy Denny mengatakan, ibu korban baru mengetahui perbuatan bejat pelaku sekitar 10 hari lalu.

Waktu itu, tidak sengaja ibu korban mendengar percakapan antara pelaku dengan korban dengan nada ancaman.

"Saat ibu korban pulang dari pasar, tak sengaja mendengar pelaku sedang mengancam korban agar tidak bercerita ke siapa pun," kata Boy saat mendampingi ibu korban membuat laporan ke Mapolres setempat, Selasa.

Saat itu ibu korban berpura-pura tidak mengetahuinya dan tetap sembunyi. Baru setelah pelaku keluar rumah, barulah menanyakan kebenarannya ke korban.

"Korban kemudian bercerita ke ibunya jika selama ini pelaku kerap berbuat tidak senonoh," terang Boy.

Boy mengatakan, korban tidak bisa berontak karena selalu di bawah ancaman pelaku dengan senjata tajam.

"Korban tidak bisa melawan karena pelaku selalu mengancamnya dengan senjata tajam," ungkap Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Pemkab Ogan Komering Ulu Tetapkan Status Siaga Bencana Banjir

Regional
Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Kronologi Ibu Racuni Anak Tiri di Riau, Beri Minum Kopi Kemasan Beracun hingga Kejang-kejang

Regional
Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Mantan Gubernur hingga Kiai Daftar Ikut Pilkada Babel Lewat PDI-P

Regional
Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Alasan Milenial hingga Pelaku UMKM Dukung Mbak Ita Kembali Pimpin Semarang

Regional
Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Rektor Unri Ternyata Belum Cabut Laporan Polisi terhadap Mahasiswa Pengkritik UKT

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Maju Pilkada 2024, Petani di Sikka Daftar Cawabup di 2 Partai

Regional
Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Jelang Penutupan Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P, Mbak Ita Bertolak ke Jakarta

Regional
Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Pelajar SMK Ditemukan Tewas di Pinggir Jalan, Awalnya Dikira Korban Kecelakaan, Ternyata Dibunuh Teman

Regional
Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Pernah Viral karena Nasi Goreng, Ade Bhakti Akan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada Semarang di PDI-P

Regional
Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Awal Mula Rektor Unri Laporkan Mahasiswanya ke Polisi karena Kritik UKT hingga Laporan Dicabut

Regional
Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Sempat Dihentikan akibat Protes Kenaikan, Registrasi Mahasiswa Baru Unsoed Kembali Dibuka

Regional
Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Bawa Bendara RMS Saat Nobar Timnas di Ambon, Anak di Bawah Umur Diamankan

Regional
Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Cerita Bripka Leonardo, Polisi yang Ubah Mobil Pribadi Jadi Ambulans Gratis

Regional
Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Kisah Relawan Tagana di Banten, Minim Fasilitas, Sering Pakai Uang Pribadi untuk Tugas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com