Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PNS Guru di Lampung Terlibat Jaringan Terorisme, Dikenal Humoris dan Mudah Bergaul

Kompas.com - 06/11/2021, 16:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan salah seorang tersangka jaringan teroris Jamaah Islamiyah yang ditangkap di Lampung merupakan yang pertama berstatus sebagai guru Pegawai Negeri Sipil, PNS.

Pihak sekolah mengaku terkejut, karena guru berinisial DRS dikenal bersahabat di lingkungan sekolah.

Pengamat terorisme mengungkapkan penyusupan guru anggota JI ini sebagai fenomena gunung es, dan perlu menjadi perhatian khusus dari pemerintah dan kepolisian.

Baca juga: 5 Hal yang Terungkap dari Operasi Densus 88 di Lampung

BNPT mencatat DRS (46) merupakan guru berstatus PNS pertama yang diduga terlibat dalam jaringan terorisme.

Sebelumnya, DRS ditangkap Densus 88 antiteror bersama dua tersangka lainnya yaitu SU (61) dan S (59).

Mereka diduga terlibat dalam pendanaan dan perekrutan anggota baru Jamaah Islamiyah.

DRS disebut kepolisian sebagai kepala sekolah di salah satu SDN di Pasewaran. Ia juga tercatat sebagai guru di SMAN 1 Bangunrejo.

Baca juga: Empat Teroris Kembali Ditangkap di Lampung, Bertugas Rekrut Anggota JI hingga Sembunyikan Buron Terorisme

Direktur Pencegahan BNPT, Ahmad Nurwakhid mengatakan, lembaganya akan melakukan pendampingan ke sekolah tempat DRS mengajar.

"Bagi mereka yang sudah terpapar, kita lakukan rehabilitasi ideologi, re-edukasi, kemudian kita lakukan pembinaan-pembinaan dan tentu saja kita bekerja sama dengan kementerian lembaga terkait," kata Nurwakhid kepada BBC News Indonesia, Kamis (11/04).

Dalam satu dekade terakhir, BNPT melaporkan setidaknya terdapat 31 PNS ditangkap karena terlibat jaringan terorisme.

Mereka masing-masing 8 mantan anggota kepolisian, 5 mantan anggota TNI dan 18 mantan PNS di lingkungan kementerian dan lembaga pemerintah.

Namun, tak satu pun yang berstatus sebagai guru.

Baca juga: Operasi Densus 88 di Lampung, 7 Orang Ditangkap Terkait Terorisme

Guru humoris

Ratusan kotak amal disita Densus 88 dari bekas Kantor LAZ ABA Lampung di Way Halim, Rabu (3/11/2021). Polisi menyebutkan, kotak amal ini diduga digunakan untuk kepentingan pendanaan aksi terorisme.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Ratusan kotak amal disita Densus 88 dari bekas Kantor LAZ ABA Lampung di Way Halim, Rabu (3/11/2021). Polisi menyebutkan, kotak amal ini diduga digunakan untuk kepentingan pendanaan aksi terorisme.
DRS saat ini tercatat sebagai guru aktif di SMAN 1 Bangunrejo, Lampung. Berdasarkan keterangan sekolah, DRS sudah mengajar sejak 2005.

Pihak sekolah mengaku terkejut dengan penangkapan DRS, karena selama ini pria itu dikenal humoris dan mudah bergaul.

"Supel, suka bercanda. Jadi dekat dengan kita semua. Bukan hanya dengan saya, dengan semua guru, dekat. Karena suka bercanda, nggak ada yang fanatik gitu," kata Humas SMAN 1 Bangunrejo, Budi Rahardjo saat ditemui wartawan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Lagi 4 Tersangka Teroris di Lampung

Budi juga mengatakan, DRS tak pernah menunjukkan gelagat mengajarkan paham radikal, misalnya menolak upacara bendera.

"Nggak pernah," tambah Budi.

Seorang siswa yang ditemui pun mengaku selama belajar Bahasa Indonesia dengan DRS, tak pernah terdapat ajaran radikal yang disampaikan.

"Nge-share materi kayak guru-guru yang lain. Terus dikasih soal-soal Bahasa Indonesia nanti kita kerjain," katanya.

Baca juga: 5 Hal Terkait Operasi Densus 88 di Lampung, Dugaan Sumber Pendanaan Aksi Teror

Seperti mata-mata

Dari kiri ke kanan: Ali Ghufron alias Mukhlas, Imam Samudra alias Abdul Aziz, dan Amrozi saat dihadirkan dalam persidangan tahun 2003 terkait keterlibatan mereka dalam pengeboman di Bali pada 2002 yang menewaskan 202 orang. Ketiganya merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI).AFP/GETTY IMAGES Dari kiri ke kanan: Ali Ghufron alias Mukhlas, Imam Samudra alias Abdul Aziz, dan Amrozi saat dihadirkan dalam persidangan tahun 2003 terkait keterlibatan mereka dalam pengeboman di Bali pada 2002 yang menewaskan 202 orang. Ketiganya merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI).
Seorang mantan anggota Jaringan Islamiyah, Muhammad Iqbal Ramadhan mengungkapkan anggota jaringan teroris ini tak pernah terbuka soal identitas.

"Selama dia Islam, selama dia baik, kita baik bergaul dengan mereka. Atau pun non-Muslim kita harus baik terhadap mereka. Seperti itu. Ada pun di dalam itu, kita menyimpan rahasia. Seperti mata-mata," kata Iqbal.

Pola perekrutan yang dilakukan JI sangat ketat, dan butuh waktu bertahun-tahun sampai disumpah untuk setia terhadap organisasi.

"Ada yang 10 tahun, ada yang 5 tahun. Ada yang nggak naik-naik, ada. Sampai dibaiat," kata Iqbal.

Baca juga: Imbas Penangkapan Terduga Teroris JI di Lampung, Ribuan Kotak Amal Ditarik dari Peredaran

Berdasarkan pengalamannya, anggota JI baru bisa ditangkap setelah kepolisian mengorek keterangan dari anggota yang sudah ditangkap.

"Kenapa teman-teman saya bisa kena sekarang, yaitu tadi, pembukanya adalah saya, sebab saya sudah kena, jadi gampang untuk mempolanya," tambah Iqbal.

Iqbal menambahkan, umumnya jaringan JI melakukan penjaringan anggota melalui pengajian umum, atau di pesantren-pesantren.

Proses pemilihan anggota pun disebut harus yang loyal dan bisa diperintah.

Dalam pelbagai survei disebutkan tingkat radikalisme peserta didik dan guru masih tinggi. Seperti survei Alvara Research Centre yang menyebut satu dari empat peserta didik siap berjihad untuk tegaknya negara Islam.

Baca juga: 400 Kotak Amal dan 1 Mobil Disita Densus Saat Tangkap Terduga Teroris di Lampung

Ratusan kotak amal dibawa Densus 88 dari bekas kantor LAZ ABA Lampung di Way Halim, Rabu (3/11/2021) siang. Polisi menyebutkan, kotak amal ini diduga digunakan untuk kepentingan dana aksi teror.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Ratusan kotak amal dibawa Densus 88 dari bekas kantor LAZ ABA Lampung di Way Halim, Rabu (3/11/2021) siang. Polisi menyebutkan, kotak amal ini diduga digunakan untuk kepentingan dana aksi teror.
Sementara jajak pendapat dari Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (Lakip) menyebutkan 76,2% guru setuju dengan penerapan Syariat Islam di Indonesia.

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah menilai lembaga pendidikan menjadi salah satu titik temu kelompok-kelompok teroris untuk membentuk radikalisme, dan perekrutan anggota baru.

Paham yang dibentuk di antaranya menolak Pancasila, pro khilafah, dan intoleran terhadap keberagaman.

Baca juga: Densus 88 Kembali Temukan Ratusan Kotak Amal di Lampung

Namun, berbeda dengan kelompok teroris dan radikal lainnya, JI ia sebut lihai bersembunyi.

Ia juga menyebut guru ASN yang diduga anggota JI kemungkinan fenomena gunung es, sehingga perlu diwaspadai.

"Usulan kepada negara, aparat keamanan kita, memang perlu setidaknya memberikan wacana kepada publik, pola gerakan JI itu seperti apa sih, sehingga masyarakat ketika menemukan setidaknya simtom-simtom karakteristik yang mereka temui di masyarakat," kata Syauqillah.

Baca juga: Densus Sebut LAZ yang Dikelola JI di Lampung Sebar hingga 2.000 Kotak Amal

Bahan refleksi merekrut guru

Seorang guru sedang mengajarkan ideologi Pancasila dengan siswanyaROBERTUS BEJO Seorang guru sedang mengajarkan ideologi Pancasila dengan siswanya
Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbud-Ristek, Iwan Syahril akan menjadikan penangkapan ini "refleksi" dalam perekrutan PNS khususnya tenaga pengajar.

"Tapi menurut saya ini harus bersama-sama. Ini bukan masalah sektor per sektor, di semua lini saling refleksi supaya hal seperti ini tak terjadi kembali," kata Iwan.

Kepolisian menangkap guru berinisial DRS bersama dengan dua tersangka teroris lainnya di lokasi berbeda di Lampung.

Mereka terkait dengan jaringan JI. Menurut kepolisian, para tersangka yang ditangkap karena punya misi untuk perekrutan kader baru bertujuan melakukan jihad global.

Baca juga: Kepsek SD di Lampung Dibaiat Jamaah Islamiyah, Dianggap Tahu Aliran Dana Teroris

Mereka juga diduga mengumpulkan uang melalui kotak amal yang diduga melibatkan Yayasan Abdurrahman bin Auf, salah satunya untuk mendanai pengiriman anggota ke negara konflik seperti Suriah dan Afghanistan.

Di awal tahun 2021 lalu sekitar 23 pelaku terorisme telah ditangkap di wilayah Provinsi Lampung oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Dari pengembangan tiga tersangka yang ada di Provinsi Lampung yaitu SK, SB dan DRS, kemarin sudah ditemukan beberapa kotak amal.

"Kegiatan ini tidak terlepas dari kerjasama tim dari Densus 88 Antiteror Polri dengan backup dari Polda Lampung dan Polres jajaran", kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com