LAMPUNG, KOMPAS.com – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap dugaan modus pendanaan aksi terorisme dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) melalui kotak amal.
Selama lima hari operasi di Lampung, Densus 88 telah mengamankan ratusan kotak amal yang dimiliki oleh Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf (LAZ BM ABA).
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun dari hasil operasi Densus 88 di Lampung:
Sejak operasi pada Minggu (31/10/2021), Densus 88 Antiteror telah menangkap tiga orang pengurus LAZ BM ABA yang berada di tiga kabupaten di Lampung.
Ketiganya adalah SU (61) yang ditangkap di Desa Bagelan, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran.
SU ditangkap di rumahnya pada Minggu sore.
Baca juga: Densus 88 Kembali Temukan Ratusan Kotak Amal di Lampung
Kemudian, SK (59) yang merupakan bendahara LAZ BM ABA ditangkap di rumahnya yang berada di Desa Bataranila, Kabupaten Lampung Selatan.
SK ditangkap pada Senin (1/11/2021).
Sehari kemudian, Densus 88 Antiteror menangkap DRS (47) di Desa Wonokriyo, Kabupaten Pringsewu.
DRS merupakan ketua LAZ BM ABA Lampung sejak 2020.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, Densus 88 Antiteror juga menyita hampir 1.000 kotak amal.
“Dari penggeledahan di Kantor LAZ BM ABA Lampung di Way Halim, Bandar Lampung, ada sebanyak 791 kotak amal yang telah diamankan,” kata Pandra usai penggeledahan di Pringsewu pada Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Imbas Penangkapan Terduga Teroris JI di Lampung, Ribuan Kotak Amal Ditarik dari Peredaran
Lalu, dari Kantor LAZ BM ABA cabang Pringsewu, petugas juga menyita lebih dari 150 kotak amal dari dalam gudang.
Kantor LAZ BM ABA cabang Pringsewu ini, menurut Pandra, sudah berganti nama menjadi Yayasan Ishlahul Umat Lampung sejak setahun terakhir.
Pandra mengatakan, ribuan kotak amal milik LAZ BM ABA Lampung ini sudah ditarik dari peredaran semenjak terendus oleh Densus 88 Antiteror.
“Sudah sekitar setahun terakhir ditarik. Dari penggeledahan kemarin dan hari ini, ternyata di simpan,” kata Pandra.
Kotak amal tersebut awalnya biasa ditemukan di pusat perniagaan, minimarket, dan beberapa tempat ibadah.
Ukuran kotak amal tersebut mulai dari yang terkecil berbentuk celengan plastik, hingga terbuat dari stainless steel.