"Kami belum tahu hasilnya karena ini baru mau panen, projek ini ada dua lokasi ada yang menggunakan teknologi dan tidak, nanti kalau selesai panen kami bandingkan," kata Wijayanto.
Kendati demikian, disampaikan Wijayanto bahwa di beberapa daerah seperti Malang berhasil menerapkan teknologi ini, dan keuntungan produksi naik 25 persen.
Sementara salah seorang anggota kelompok tani Desa Bilebante, Nita, sangat mengapresiasi kegiatan Kominfo atas pembangunan teknologi pertanian di desanya.
Dengan adanya teknologi tersebut, ia merasa terbantu untuk melakukan tindakan terhadap tanaman di sawahnya.
"Ya kami sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah telah memberikan pengetahuan yang banyak soal pertanian melalui teknologi ini, kami sesuai arahan melakukan apa yang disarankan oleh teknologi ini," kata Nita.
Baca juga: Kunjungi Desa Wisata Bonjeruk di Lombok, Sandiaga Minta Warga Tingkatkan Standar Homestay
Dia mengaku, menerima bimbingan teknologi dari pendapingan selama program ini berjalan.
"Bagi saya sendiri pengoperasiannya mudah dan sederhana di kelola di hp android," kata Nita.
Kendati demikian, menurut Nita, program ini dapat berlanjut, tidak hanya sekadar sebagai contoh penerapan dalam waktu tertentu, mengingat masih banyak para petani yang tidak melek digital.
"Kan sebagian besar juga para petani kami di desa ini petani kolonial, yang awam teknologi, harapan untuk ke depannya terus dapat berlanjut membimbing para petani yang masih agak kesulitan," kata Nita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.