Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasangan Difabel Rintis Bisnis hingga Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 30/10/2021, 12:24 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Masalah utama yang ia hadapi adalah stigma masyarakat. Banyak orang yang merasa tidak mungkin seorang ibu Jannah bekerja membuat olahan makanan seperti sambal roa dan garam pati.

“Benar di dapur saya pakai kursi roda supaya tidak jatuh, tapi di sana saya suruh karyawan yang tunarungu, dan saya selalu kontrol karena mereka tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara, mereka andalkan fisik,” tuturnya.

Kadang-kadang mereka dicemooh, orang beli produk hanya karena mungkin merasa kasian.

“Tapi saya tidak pernah mengatakan produk saya enak. Saya hanya berusaha, saya tetap berbuat, menutup mata telinga tentang stigma, tetap berbuat, bekerja, rezeki sudah diatur,” tuturnya.

Baca juga: Pengakuan Suami Istri yang Diduga Aniaya Anak Asuh Difabel di RKS Sleman

Bahkan pernah sekali saat pameran, produknya benar-benar detail diperiksa seperti mencari kekurangan produk, apakah sama dengan yang membuatnya.

“Saya memang difabel tapi utamakan kualitas produk kami. Perilaku seperti itu merasa seperti diskriminasi. Ada juga pertanyaan kenapa tidak batik ini, tenun si A yang sudah go internasional, kenapa harus Mayana Ecoprint,” jelasnya lagi.

Beromzet ratusan juta rupiah

Saat melebarkan sayap usahanya ke ecoprint pada 2020, Nurjannah mengenal PT Pertamina. 

Dia kemudia menerima suntikan dana Rp 20 juta melalui program mitra untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Dengan Pertamina, Nurjannah mengaku tak hanya mendapatkan modal usaha, tapi juga banyak yang ia pelajari, terutama menjadi seorang enterprenuer yang sukses, membuat hasil produksi yang bagus, perizinan, promosi hingga ekspor.

“Ecoprint ini baru. Sekitar 2019 saya tertarik dengan kain, motif daun dan pewarna alama. Selama setahun belajar, memahami semua, apa itu ecoprint. Sampai 2020 kita launching dan buat pelatihan untuk SLB kota Ternate, alhamdililah sampai sekarang,” kata Nurjannah.

Ecoprint adalah teknik memberi pola pada kain dengan menggunakan bahan alami.

“Kalau saya mungkin ini lebih ke batik kontemporer. Saya tertarik ini karena saya mau angkat bahwasanya Maluku Utara punya tumbuhan, zat pewarnanya bisa dipakai kain tertentu,” katanya.

Baca juga: Kisah Vivin, Rintis Batik dari Pelosok Desa, Modal Rp 100.000, Kini Omzet Puluhan Juta

Dari usaha ecoprint, dia memproduksi berbagai jenis kain, shal, pashmina, baju, kain dan tas dengan berbagai jenis bahan.

Untuk shal, pashmina dan baju bahan dasarnya mulai dari katun hingga sutera, sementara tas dan sepatu kulit asli sapi.

Harganya pun bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga belasan juta rupiah.

“Produk Mayana Ecoprint ini, Alhamdulilah dipakai oleh tamu VVIP pada moment STQ (Seleksi Tilwatil Qur’an) tingkat Nasional ke XXVI di Sofifi (Ibu Kota Provinsi Maluku Utara) belum lama ini,” katanya.

“Bahkan ada baju yang harganya Rp 15 juta terjual. Kalau dihitung-hitung saat STQ kemarin itu omzetnya ratusan juta rupiah,” katanya lagi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sumsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com