"Saya bekerja baru 3 bulan. Gajinya Rp 5 juta. Saya bekerja di rumah semua," ungkap dia.
Ia bercerita awalnya tak tahu jika bekerja di perusahaan pinjol ilegal.
Menurutnya, ia hanya bertugas meneruskan SMS yang dikirimkan dari pihak perusahaan ke peminjam.
Gempa susulan di wilayah Kabupaten Semarang membuat warga ketakutan dan mereka memilih mendirikan tenda dan bersiaga di luar rumah.
Ketua RT 5/RW 5 Lingkungan Pojoksari Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Yunawan Putranto mengatakan, ada 5 tenda yang didirikan di jalan kampung.
"Kami sebetulnya memiliki 10 tenda, tapi ini yang dipasang lima tenda untuk antisipasi kalau ada warga yang membutuhkan," jelasnya, Sabtu (23/10/2021).
Yunawan mengatakan, tenda tersebut sebelumnya diperuntukkan untuk penanganan Covid-19, namun saat ini dipasang karena gempa susulan terus terjadi.
Baca juga: Gempa Susulan di Salatiga dan Sekitarnya Terus Terjadi, Warga Dirikan Tenda dan Aktifkan Ronda
Penanggung jawab acara yang juga Kepala Soekarno Center Arya Wedakarna mengatakan, pelaksanaan ritual tersebut bertepatan dengan ulang tahun Ke-70 Sukmawati Soekarnoputri.
"Kegiatan ibu Sukmawati untuk pindah ke agama Hindu itu dilaksanakan pada 26 Oktober di Singaraja, bertepatan dengan 70 tahun ulang tahun beliau," kata Wedakarna kepada Kompas.com, Sabtu (22/10/2021).
Kepindahan Sukawati dari Islam ke Hindu dilakukan dalam rangka mengikuti agama yang dianut neneknya sekaligus Ibu Soekarno, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben yang merupakan warga asli Buleleng, Bali.
Baca juga: Sukmawati Soekarnoputri Akan Jalani Ritual Pindah Agama Hindu di Buleleng Bali
Imam mulai menjadi YouTuber pada tahun 2017 saat ekonominya sedang turun. Sebelum menjadi Youtuber, ia bekerja sebagai karyawan di toko baju sejak tahun 2006.
Imam mendapatkan informasi bahwa YouTube bisa menghasilkan uang. Dia mulai membuat akun YouTube.
Namun, proses mengembangkan YouTube selalu gagal karena tidak tahu caranya.
Imam sempat mencari guru ke sejumlah grup YouTube di Facebook. Namun karena tak ditanggapi, ia belajar secara otodidak.
“Saya pilih konten sederhana karena tidak punya modal. Saya pilih konten yang abadi dan bermanfaat,” jelas dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dian Ade Permana, Ach. Fawaidi, Bagus Supriadi | Editor : Pythag Kurniati, Rachmawati, Khairina, Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.