Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Hanya Diizinkan Berkunjung Maksimal 1 Jam di Taman Kota Surabaya, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/10/2021, 18:20 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak delapan taman kota di Surabaya kembali dibuka dengan protokol kesehatan ketat.

Pembukaan itu dilakukan setelah Kota Surabaya dinyatakan masuk PPKM Level 1.

Hasil asesmen dari Tim Satgas Covid-19 Kota Surabaya, delapan taman kota yang dibuka adalah Taman Flora, Taman Sejarah, Taman Cahaya, Taman Harmoni, Taman Pelangi, Taman Kebun Bibit, Taman Prestasi, dan Taman Ekspresi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau DKRTH Surabaya Mohamad Iman Rachmadi mengatakan, ada batasan waktu yang diberlakukan kepada para pengunjung taman kota.

Ia menjelaskan, setiap pengunjung yang hendak memasuki taman, mendapat estimasi waktu mulai dari 30 menit dan maksimal 1 jam.

"Estimasi setiap pengunjung yang masuk mulai 30 menit sampai 1 jam, tidak bisa lebih karena harus bergantian dengan pengunjung lainnya," kata Iman saat dikonfirmasi, Jumat (22/10/2021).

Baca juga: Kantor Pinjol Ilegal di Surabaya yang Digerebek Polisi Gunakan Ruko Lantai 3, Ini Lokasinya

Pembatasan estimasi waktu bagi pengunjung dilakukan untuk mencegah terjadinya kerumunan di dalam taman, serta agar pengunjung bisa masuk secara bergantian.

Ia menyampaikan, saat memasuki taman, petugas akan melakukan pengecekan QR code PeduliLindungi kepada pengunjung.

Sebelum memasuki taman, nanti terlihat kapasitas pengunjung di setiap taman.

"Apabila sudah memenuhi kuota pengunjung, maka pengunjung lainnya harus menunggu. Jadi durasi di dalam taman 30 menit sampai 1 jam," ujar dia.

Iman mengatakan, pihaknya telah mendirikan posko pengawasan di setiap taman kota yang dibuka mulai hari ini.

Nantinya para petugas pengawasan yang berasal dari DKRTH akan dibantu petugas Linmas Kota Surabaya.

"Untuk petugas yang berjaga tentunya akan bergiliran sesuai dengan jadwal. Tentunya nanti juga akan dibantu oleh pihak Linmas Kota Surabaya," kata dia.

 

Salah seorang pengunjung Taman Flora Kota Surabaya, Kusnul Ma'arif mengaku senang karena taman kota sudah mulai dibuka kembali.

Dengan pembukaan taman ini, ia bisa memberikan alternatif tempat wisata dan edukasi kepada sang cucu.

"Tentu senang, taman sudah dibuka karena sudah menunggu lama. Bersyukur Kota Surabaya sudah Level 1. Taman ini bisa menjadi alternatif wisata di Kota Surabaya dengan prokes ketat," tutur dia.

Baca juga: 8 Taman Kota di Surabaya Dibuka dengan Prokes Ketat, Mana Saja?

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Anna Fajriatin mengingatkan, meski PPKM di Kota Surabaya sudah berada di Level 1, warga diminta untuk tidak abai menerapkan prokes.

Oleh karena itu, ia juga meminta warga tetap bisa menjaga jarak antarpengunjung agar tidak menimbulkan kerumunan.

"Warga diharapkan tidak terlalu euforia meski sudah PPKM Level 1, harus tetap mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjauhi kerumunan atau menjaga jarak saat taman kota sudah resmi dibuka nanti. Ayo saling menjaga, agar tidak memicu penularan Covid-19 di Kota Surabaya," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com