Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Diejek Tidur dengan Kambing, Guru Sri Hartuti: Kelak Mereka Ingat Rasanya Jadi Orang Tak Punya

Kompas.com - 21/10/2021, 19:26 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com – Di tengah keterbatasan ekonomi, semangat guru Sri Hartuti tetap menggebu demi mencerdaskan anak-anak didiknya di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Pandean, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Sebagai guru tidak tetap, Sri Hartuti menerima Rp 350.000 per bulan. Sedangkan sang suami bekerja serabutan di kebun.

Kondisi itu membuat Sri Hartuti bersama suami dan ketiga anaknya hanya bisa menetap di rumah tidak layak huni.

Bahkan keluarga tersebut tinggal satu atap bersama kambing-kambingnya. Mereka menumpang hidup di atas tanah Perhutani Ngawi.

“Gentingnya banyak yang bocor, ini dipasang seng hanya di kamar tidur biar tidak kehujanan kalau tidur,” kata Sri Hartuti saat ditemui di rumahnya, Kamis (21/10/2021).

Baca juga: Camat di Ngawi Ini Menangis Lihat Guru di Wilayahnya Tinggal bersama Kambing

Anak diejek tidur dengan kambing

Ilustrasi kambingShutterstock/Linas T Ilustrasi kambing

Selain mengajar sebagai guru tak tetap, Sri Hartuti juga memelihara kambing untuk membantu perekonomian keluarga.

Kambing-kambing tersebut terkadang dijual untuk membeli beras.

Karena hanya memiliki rumah yang sederhana, kambing-kambingnya ditempatkan berdampingan dengan rumah utama.

“Anak saya yang nomor dua yang kelas 1 sering diejek temannya tidur dengan kambing,” imbuh dia.

Baca juga: Kisah Guru Tinggal bersama Kambing di Tengah Hutan Jati, Sukses Entaskan Buta Huruf di Desanya

 

Ilustrasi anakKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi anak
Besarkan hati sang anak

Sri Hartuti mengaku hanya bisa menghibur ketiga anaknya jika mereka diolok-olok.

Saat anaknya mendapatkan ejekan tidur dengan kambing, Sri akan mengatakan pada buah hatinya bahwa saat ini Tuhan sedang menguji keluarga mereka.

Dia berharap, kelak tiga anaknya akan mengingat sulitnya hidup mereka saat ini.

“Biar mereka ingat bagaimana rasanya menjadi orang tidak punya sehingga tidak sombong  kalau sudah sukses,” katanya.

Baca juga: 17 Tahun Jadi Guru, Sri Hartuti Digaji Rp 350.00 Per Bulan, Tinggal Bersama Kambing, Suami Kerja Serabutan

Entaskan buta huruf di desanya

IlustrasiKOMPAS Ilustrasi

Sri Hartuti telah menjadi guru tidak tetap sejak 2007.

Dia mengaku menjadi pengajar di desanya karena prihatin banyak siswa yang tidak bisa membaca meski telah berada di kelas 4 SD.

Kebanyakan orangtua para siswa tinggal di kampung yang terpencil di tengah hutan jati.

Kondisi orangtua siswa juga buta huruf sehingga tidak bisa mengajari anaknya membaca.

”Jadi dulu sepulang sekolah saya beri pelajaran tambahan biar anak-anak bisa membaca,” jelasnya.

Baca juga: Cerita Mendikbud Nadiem Menginap di Rumah Sukardi, Guru Honorer yang Telah Mengabdi 25 Tahun

Belasan tahun menjadi guru, kondisi perekonomian Sri Hartuti tak berubah.

Namun Sri Hartuti tetap bangga lantaran sejumlah anak didiknya saat ini telah sukses.

Beberapa di antaranya bahkan menjadi pengusaha di Jakarta hingga anggota polisi.

Meski desa tempat tinggal mereka terpencil di tengah hutan jati, Sri Hartuti berharap anak-anak di desanya bisa menjadi generasi berprestasi.

“Sekolah itu penting untuk menggapai sukses,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat 'Video Call' Ibunda

Sebelum Lawan Korsel, Arhan Pratama Sempat "Video Call" Ibunda

Regional
Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Akhir Pelarian Renternir yang Balik Nama Sertifikat Tanah Peminjamnya untuk Agunan Bank

Regional
Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com