Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Viktor Laiskodat Ungkap NTT Jadi Penyumbang Kasus Stunting Terbesar di Indonesia

Kompas.com - 11/10/2021, 18:45 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengungkapkan  bahwa wilayahnya menjadi salah satu penyumbang terbesar stunting di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Viktor dalam acara rapat koordinasi percepatan penurunan stunting se-Provinsi NTT di aula Hotel Sylvia Labuan Bajo, Senin (11/10/2021).

Viktor mengatakan, menyelesaikan masalah stunting di NTT tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang biasa saja.

Baca juga: Terlibat Kasus Asusila hingga Telantarkan Keluarga, 13 Polisi di NTT Dipecat

"NTT merupakan salah satu penyumbang stunting terbesar di Indonesia. Maka, ini tantangan kita bersama untuk para bupati dan saya sendiri sebagai gubernur untuk menyelesaikan dengan cara yang tidak biasa," ujar Viktor dalam rilis resmi dari Biro Administrasi Pimpinan Setda NTT yang diterima Kompas.com, Senin malam.

Menurut Viktor, konvergensi mengharuskan para bupati dan gubernur melakukan sejumlah langkah terpadu, terarah dan secara bersama-sama, serta kerja-kerja lapangan yang harus dikuasai.

Dengan begitu, masalah stunting di NTT dapat terselesaikan dengan baik. 

"Jika kita mampu mendesain untuk mengetahui seluruh kelahiran dengan kerja sama kepala desa, tokoh agama, camat, kepala dinas, bupati sampai gubernur, maka saya yakin 1.000 hari pertama kehidupan bayi akan bisa diperhatikan dan stunting bisa diatasi," kata Viktor.

Di sisi lain, Viktor mengatakan, ada penurunan kasus stunting di provinsi yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia itu.

Namun apabila penurunannya biasa-biasa saja, kata dia, artinya kerja para pejabat di wilayahnya kurang maksimal karena ini menyangkut nyawa manusia.

Baca juga: Hendak Perkosa Dokter di Rumah Dinas, Petani di NTT Terancam 9 Tahun Penjara

Jika melihat secara statistik, memang penurunan angka stunting sudah sampai 21 persen.

Hanya saja secara jumlah ada 80.909 orang di NTT yang masih stunting. 

Ia berharap kegiatan hari ini menjadi salah satu langkah mewujudkan mimpi Presiden Joko Widodo yaitu generasi emas pada 2045.

"Mimpi Presiden Jokowi, negara ini pada 2045 akan menatap masa depan dengan generasi emasnya. Jika cita-citanya seperti itu, maka yang kita lakukan hari ini adalah desain dan perencanaan untuk kita menuju 2045 membawa bonus demografi menjadi generasi unggul," jelasnya.

Viktor juga mengimbau agar permasalahan stunting diselesaikan dengan kerja sama antara pemangku kepentingan dengan stakeholder masyarakat karena permasalahan stunting merupakan tanggung jawab bersama.

Baca juga: Hanya Beratap Daun, Ini Kondisi Rumah Peraih Medali Emas PON Papua Asal NTT yang Dijemput Pakai Pikap

Viktor pun berterima kasih kepada sejumlah pihak atas kerja yang telah dibangun selama ini untuk penanganan stunting.

"Akan tetapi, kita harus mensinergikan lagi seluruh stakeholder masyarakat, agar masalah stunting di NTT dapat segera terselesaikan," tuturnya.

"Saya mengharapkan hal-hal seperti ini dapat kita lanjutkan dengan semangat kita bersama, tanggung jawab kita adalah bagaimana kita menyelamatkan 80.909 anak yang akan menjadi generasi masa depan untuk menopang pertumbuhan NTT ke depannya," imbuh Viktor.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com