Awalnya K.Yulmi Nursastika, sang guru pendamping, tidak begitu yakin siswa-siswanya bisa memainkan wayang botol.
Namun begitu membuat wayang dari botol bekas bersama sejumlah relawan Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) dan mahasiswa Universitas Nahdatul Ulama (UNU) NTB, Yulmi melihat siswa didiknya sangat riang bahkan berebut ingin memainkan wayang tersebut.
"Saya enggak menyangka mereka setertarik itu, jadi saya melihat karena semua tertarik dari berbagai unsur kebutuhan khusus, tunanetra tunarungu, tunadaksa, tunagrahita dan autis, kami putuskan mereka memainkan wayang beramai-ramai dan saling mengisi," kata Yulmi.
Baca juga: Sepanjang September, 1.759 SMA, SMK, dan SLB di Jabar Sudah Gelar PTM
Yulmi mengaku terharu melihat antusias anak didiknya pada wayang botol.
Dia bahkan sampai menangis begitu anak-anak mulai berlatih dan memainkan jalan cerita yang singkat.
Putu Raka Satrya Gandhi (12), seorang siswa tunagrahita semringah ketika para guru mengenalkan dan mengajaknya berlatih wayang botol. Raka mengisi suara wayang botol, sebagai tokoh Raka.
"Bagus, lucu wayangnya bergerak," katanya.
Kepala sekolah SLB N 1 Lombok Timur, Takariyanto berharap, wayang botol bisa menjadi bagian kegiatan literasi di sekolah yang sekaligus memberi nilai edukasi yang tinggi pada para siswa dan warga.
"Kami berharap ini menjadi salah satu model atau metode terapi untuk anak-anak kami yang berkebutuhan khusus, karena mengunakan medium wayang (wayang botol) ini baru pertama kali," kata Takariyanto.
Baca juga: Pantau Pembelajaran Tatap Muka di Lombok, Mendikbud Nadiem Sebut Siswa Kebingungan Saat Ditanya PJJ
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, AIdy Furqan mengatakan sangat bangga melihat anak anak dari SLBN se-NTB mengelar pertunjukan seni di Taman Buaya Mataram.
"Itu sangat bagus dan menarik, apa yang ditampilkan anak-anak kita sangat luar biasa, mereka keren semua," kata Furqan, Kamis (7/10/2021).
Selain wayang botol, sejumlah pementasan lainnya juga disajikan oleh sekitar 17 SLB negeri dan swasta se-NTB.
Di antaranya, pentas drama musikal Putri Mandalika oleh siswa tunarungu SLBN 1 Mataram, hingga memainkan musik gambus khas Lombok dari SLBN 3 Lombok Timur, Tari Rudat oleh SLBN 3 Lombok Tengah, pembacaan puisi dan beragam atraksi seni budaya digelar dalam pentas seni tersebut.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) Dikbud NTB, Hj. Eva Sofia Sari, mengaku sangat terharu dan bangga atas penampilan siswa siswi SLB Se NTB.
"Sebenarnya kami memiliki 51 SLB Se NTB, ada 18 SLB Negeri dan 33 SLB Swasta, namun karena suatu hal yang membuat mereka tidak bisa hadir," kata Eva, Jumat (8/10/2021).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 8 Oktober 2021
Tujuan utama kegiatan pentas seni itu adalah memberi ruang pada para siswa SLB untuk mengaktualisasikan bakat dan minat para siswa berkebutuhan khusus, agar masyarakat luas mengetahui kemampuan anak anak berkebutuhan khusus ini.
Sehingga mereka tidak dikesampingkan.
"Luar bisa mereka, apalagi saat ini kita di Dikbud berupaya menyelaraskan pendidikan di bidang akademisnya juga kebudayaan kita utamakan untuk mengembangkan kemampuan individu maupun kelompok anak anak berkebutuhan khusus ini," ungkapnya.
Pihaknya juga akan memberikan pendidikan terkait ketrampilan yang seluas luasnya pada anak-anak berkebutuhan khusus agar setelah lulus sekolah mereka memiliki kemandirian, tidak memberatkan keluarga dan masyarakat.
Baca juga: Wayang Topeng Jatiduwur di Jombang, Kesenian yang Diduga Peninggalan Majapahit